Pilpres: Faktor Penentu Approval Rating Tinggi Jokowi

by -166 Views
Pilpres: Faktor Penentu Approval Rating Tinggi Jokowi

JAKARTA – Posisi strategis Jokowi sebagai kepala negara dengan tingkat persetujuan yang sangat tinggi memberi kesempatan besar bagi calon presiden dan wakil presiden yang didukungnya untuk menang dalam pemilihan presiden. Meskipun tetap netral, tetapi arah dukungan Istana bisa mendorong dukungan dari publik.

Temuan survei Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research menunjukkan bahwa 82,3 persen publik puas dengan kepemimpinan Jokowi, di antaranya 12,3 persen merasa sangat puas. Hanya 16,0 persen menyatakan tidak puas, di antaranya 1,8 persen sangat tidak puas, dan sisanya tidak tahu/tidak menjawab 1,7 persen.

Dengan tingginya tingkat kepuasan publik, Jokowi praktis menjadi menjadi figur penentu dalam Pilpres. Meskipun belum tentu calon presiden yang didukung akan menang mutlak, namun hal ini bisa mengancam capres yang diusung oleh partai pemenang pemilu dua kali berturut-turut.

“Tingginya approval rating menempatkan Jokowi sebagai figur penentu dalam ajang Pilpres mendatang,” ungkap Direktur Eksekutif indEX Research Vivin Sri Wahyuni dalam siaran pers di Jakarta, pada Rabu (8/11/2023).

Survei Index Research dilakukan pada 26-31 Oktober 2023 terhadap 1200 orang mewakili semua provinsi. Responden dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling) dan diwawancara tatap muka. Margin of error survei sebesar ±2,9 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.

PDIP yang mendominasi dua periode pemerintahan Jokowi kini berada pada titik persimpangan. Mega tampak memilih risiko bakal kalah, alih-alih takluk kepada “petugas partai” yang dibesarkannya sendiri. Jokowi menang lima kali berturut-turut dalam gelaran elektoral dengan dukungan PDIP.

Di sisi lain, realitas politik menunjukkan Jokowi telah menjelma sebagai tokoh yang setara dengan elite nasional lainnya. Bahkan dalam periode kepresidenannya, Jokowi telah membentuk dinasti politik yang mampu menyaingi dinasti-dinasti politik lainnya.

Menurut Vivin, dinasti politik adalah fakta sosiologis yang tak terhindarkan dalam politik kekuasaan. “Fenomena dinasti atau political family bukan ciri khas negara berkembang, bahkan negara demokrasi maju seperti Amerika pun mengenal keluarga Kennedy, Bush, dan Obama,” ujar Vivin.

“Pada akhirnya pilihan publik di bilik suaralah yang akan menentukan, sekaligus menjadi hakim atas manuver elite-elite politik,” lanjut Vivin. Seperti ungkapan Jokowi, kepemimpinan nasional pada tiga periode mendatang akan sangat menentukan arah masa depan Indonesia.

Jika keberlanjutan menang dan semakin mendalam, jalan terbuka bagi Indonesia untuk mencapai cita-cita menjadi negara maju. “Pilpres 2024 menjadi momentum strategis bagi bangsa Indonesia melalui penentuan figur kepemimpinan nasional berikutnya,” pungkas Vivin.