BANDUNG – Kota Bandung baru saja dihebohkan dengan kabar seorang siswa SMAN 3 Bandung berinisial A yang meninggal setelah melompat dari lantai tiga gedung sekolah pada Selasa (28/11/2023) lalu. Menurut pihak sekolah, A telah mendapatkan bimbingan konseling.
Menyikapi kejadian malang itu, Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna berharap agar kejadian serupa tidak terulang. Dia juga meminta seluruh tenaga pendidik untuk meningkatkan kontrol dan pengawasan terhadap anak-anak.
“Ema mengatakan, “Jangan hanya guru BK, tapi guru-guru yang lain juga bisa memberikan waktu sekitar lima menit. Bagaimana membangun motivasi, membangun konsentrasi”. Dia menambahkan, “Supaya mereka benar-benar fokus sekolah dan belajar dengan baik”.
Ema juga mengingatkan orang tua untuk selalu memperhatikan dan menjaga komunikasi dengan anak-anak mereka. Harmonisasi harus dijaga dan dikembangkan di setiap keluarga agar anak tidak merasa terasing dan kehilangan pegangan dalam hidupnya.
Sebelumnya, Wakil Kepala Humas SMAN 3 Bandung Ida Rohayani mengungkapkan bahwa siswa tersebut telah mendapatkan pendampingan psikolog dan psikiater selama 2 tahun terakhir. Sosok A disebut memiliki keunikan sehingga memerlukan pendampingan.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Provinsi Jawa Barat, Wahyu Mijaya, menyatakan bahwa pihaknya akan mengevaluasi guru bimbingan konseling (BK) pasca kejadian tersebut. Evaluasi tersebut bertujuan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan dan mengoptimalkan peran BK dalam pembinaan prestasi siswa di sekolah.
Wahyu menekankan bahwa guru BK seharusnya tidak hanya fokus pada masalah pribadi siswa, tetapi juga membimbing mereka untuk mencapai prestasi optimal. Evaluasi terus-menerus diperlukan agar kejadian yang terjadi di SMAN 3 Bandung tidak terulang.
Sumber: Republika (https://news.republika.co.id/berita/s4xzzi330/siswa-sman-3-berupaya-loncat-bunuh-diri-ini-peringatan-dari-sekda-bandung)
