JAKARTA – Koordinator Aksi Penolakan Pengungsi Rohingya, Teuku Wariza, mengakui bahwa dia tidak hanya aktif dalam satu organisasi saja. Menurutnya, tidak ada salahnya untuk terlibat dalam banyak organisasi atau kelompok yang memperhatikan masalah di masyarakat dan memiliki gagasan untuk didengar.
“Benar, saya tidak hanya terlibat dalam aksi dengan BEM Nusantara. Ketika saya bergabung dengan kelompok lain yang memiliki masalah dan ide untuk disuarakan kepada pemerintah, saya juga bersedia berpartisipasi,” kata Wariza kepada Republika, Jumat (29/12/2023).
Wariza mengatakan bahwa tidak selalu melakukan aksi dengan menggunakan almamaternya. Selama dia dapat mendukung inisiatif lain, menurutnya, tidak ada yang salah dengan hal tersebut. “Selama saya bisa mendukung inisiatif lain, mengapa itu dianggap salah? Mengapa itu salah?” ujarnya.
Belakangan ini, Wariza menjadi perhatian publik setelah berfoto dengan sebuah spanduk yang menunjukkan keterlibatannya dalam Barisan Muda Hadi Surya (BMHS). Dia disebut sebagai koordinator relawan Ketua Partai Gerindra Aceh Selatan. Terkait hal ini, dia menegaskan bahwa tidak ada kaitan antara perannya di BMHS dan aksi menolak pengungsi Rohingya.
“Keterlibatan saya dalam menolak Rohingya dan menjadi anggota Barisan Muda Hadi Surya tidak ada kaitannya. Hadi Surya hanya anggota DPRK Aceh Selatan yang tidak memiliki kepentingan terhadap Rohingya atau Aceh,” ujarnya.
Wariza juga mempertanyakan tuduhan bahwa aksi yang dilakukannya merupakan bagian dari strategi salah satu pasangan calon presiden dalam kontestasi Pemilu 2024 mendatang. Menurut Wariza, dia tidak menyatakan dukungannya kepada salah satu calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2024.
“Dalam hal ini, saya tidak menyatakan dukungan kepada siapapun, baik itu presiden maupun wakil presiden,” tegasnya.
Sumber: Republika
