Gadis Bali dengan Rambut Terbuka, Tidak Seperti Gadis di Timur Tengah

by -134 Views
Gadis Bali dengan Rambut Terbuka, Tidak Seperti Gadis di Timur Tengah

Senator Bali, I Gusti Ngurah Arya Wedakarna tiba-tiba menjadi viral di X feed. Hal ini terjadi setelah akun X @unmagnetism memposting potongan video di mana Arya sedang memarahi kepala Kanwil Bea Cukai Bali Nusa Tenggara, kepala Bea Cukai Bandara I Gusti Ngurah Rai, dan pengelola bandara.

Ujaran Arya dianggap rasis karena menyentuh jilbab atau hijab yang dikenakan oleh Muslimah. Ucapan Arya yang ingin agar pegawai asal Bali ditempatkan di garis depan dalam melayani wisatawan daripada pegawai yang mengenakan hijab menimbulkan kontroversi.

“Saya tidak ingin yang garis depan, garis depan itu, saya ingin yang gadis Bali sepertimu, rambutnya terbuka. Jangan beri penutup, penutup yang tidak jelas, this is not Middle East. Nikmat saja Bali, kenakan bunga, kenakan apa saja,” kata Arya seperti dikutip Republika.co.id di Jakarta, Senin (1/1/2024).

Ucapan Arya tersebut langsung menuai kecaman dari warganet. Hampir semua warganet mengecam ucapan Arya yang seolah merendahkan hijab yang dipakai oleh pegawai beragama Islam.

Di sisi lain, berdasarkan akun Instagram resminya, Arya menjelaskan bahwa pada masa resesnya, ia bertemu dengan pihak Bandara I Gusti Ngurah Rai di Badung, Bali. “AWK marah dan memperingatkan kepala Bea Cukai Bali Nusra, Ngurah Rai, dan GM Bali Airport,” begitu keterangan tersebut.

Arya juga menuding bahwa ada dua staf terdepan Bea Cukai atas nama Nia dan Pangeran dari Jakarta dan Jawa Timur yang diduga melaksanakan tugas tanpa standar operasional prosedur (SOP) kepada warga Bali yang baru tiba. Arya menyatakan bahwa kedua pegawai tersebut terindikasi tidak ramah, sombong, dan sinis.

Arya pun meminta agar kedua pegawai tersebut segera dipindahkan keluar dari Bali. “Atau kepala Bea Cukai yang akan dipindah keluar Bali, silahkan pilih,” ujar Arya mengancam. Selain itu, Arya juga mempertanyakan gelar predikat terburuk di dunia untuk Bandara I Gusti Ngurah Rai dan kasus operasi tangkap tangan (OTT) pejabat imigrasi akibat korupsi fast track.

Sumber: Republika