BANDA ACEH – Publik masih berharap Megawati Soekarnoputri dapat tegak berdiri sebagai Ketua Umum DPP PDI Perjuangan yang berwibawa dengan memecat Presiden Joko Widodo sebagai kader PDIP. Hal itu dikatakan oleh Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi, yang melihat hubungan Jokowi dengan PDIP semakin menjauh. Apalagi, Jokowi tidak akan hadir di acara ulang tahun PDIP.
“Sikap Jokowi meninggalkan Jakarta saat PDIP akan mengadakan ulang tahun mungkin merupakan sikap demonstratif bahwa Megawati dan PDIP sudah tidak dianggap lagi,” kata Muslim kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (7/1).
Muslim yakin bahwa publik menganggap Megawati dan PDIP sudah dibuang oleh Jokowi. Bahkan, bisa jadi Jokowi merasa telah menjadi orang kuat dan sedang mengendalikan kekuasaan saat ini.
“Tidak ada yang bisa mencegah keinginan dan kemauan Jokowi dalam langkah-langkah politiknya, termasuk Megawati dan PDIP yang telah membesarkannya. Mungkin dahulu Jokowi mencium tangan Megawati sebagaimana gambar yang viral, tetapi sekarang di benak Jokowi, mungkin dia ingin membalas dendam dengan cara membuat Megawati mencium tangannya,” kata Muslim.
Menurut Muslim, sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, Jokowi memiliki kekuatan untuk mengendalikan apa pun, termasuk memaksa PDIP dan Megawati untuk tunduk kepadanya.
Oleh karena itu, kata Muslim, saat ini publik menunggu sikap dari Megawati dan PDIP terhadap Jokowi.
“Apakah Megawati akan memberhentikan Jokowi sebagai kader PDIP dan mencabut gelar sebagai petugas partai serta menggalang kekuatan di DPR untuk mencopot Jokowi dari jabatannya sebagai Presiden? Publik masih berharap Megawati dapat tegak berdiri sebagai Ketua Umum PDIP yang berwibawa, meskipun saat ini wibawa Megawati tergerus oleh sikap Jokowi sebagai petugas partainya,” tutup Muslim.
