Jawaharlal Nehru, yang merupakan anak dari seorang pengacara kaya dan nasionalis terkemuka, dibesarkan di India pada masa penjajahan Inggris. Pada saat remajanya, ia menyaksikan pergolakan nasionalisme Indonesia yang dipicu oleh Perang Rusia-Jepang. Kemenangan Asia atas kekuatan Eropa ini membuat Nehru bermimpi bahwa suatu hari India akan melepaskan diri dari penjajahan kolonialnya.
Nehru kemudian dikirim ke Britania Raya untuk menuntut ilmu dan lulus dari Universitas Cambridge dengan gelar di bidang sains serta hukum. Setelah kembali ke India, ia bekerja sebagai advokat sebentar sebelum menyadari panggilan politik sejatinya. Nehru mulai bergabung dengan kelompok-kelompok advokasi hak-hak India dan memulai aktivisme besar-besaran untuk membangun pemerintahan India sendiri setelah Perang Dunia Pertama.
Sebagai sahabat pejuang kemerdekaan India terkemuka, Mahatma Gandhi, Nehru ikut bergabung dalam gerakan non-kerja sama Gandhi untuk memaksa Inggris memberikan konsesi. Ia juga pergi ke Belgia untuk mewakili India di sebuah konferensi untuk kaum minoritas tertindas.
Setelah berbagai penangkapan dan penjara, Nehru akhirnya berhasil memperjuangkan kemerdekaan India. Setelah merdeka, ia menjabat sebagai Perdana Menteri selama 18 tahun.
Nehru sangat diakui secara global sebagai tokoh yang berpengaruh dalam perdamaian dan konsiliasi di dunia. Di India, ia dikenal sebagai pendukung anti-kekerasan, pejuang kemerdekaan yang gigih, dan seorang pemimpin yang mempromosikan cara bernegara yang sekuler dan demokratis. Salah satu fokusnya yang paling dihargai adalah pengembangan sains dan pendidikan dasar sebagai fondasi kemajuan India.
Sikap Nehru dalam menekankan kesetaraan hak-hak masyarakat India sambil tetap menghargai keragaman regional dan suku menjadi inspirasi bagi warga Indonesia sebagai perwujudan Pancasila di benua India.
