YOGYAKARTA — Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian Universitas Gadjah Mada (PSKP UGM) mengadakan pelatihan tentang Sekolah Damai dan Anti Kekerasan pada tanggal 22-23 Januari 2024 di kantor PSKP UGM. Pelatihan ditujukan untuk manajemen sekolah, terutama Kepala Sekolah.
Pelatihan ini dilatarbelakangi oleh banyaknya kasus kekerasan di lingkungan Satuan Pendidikan di Indonesia baru-baru ini. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah menerbitkan Permendikbudristek nomor 46 tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP), yang salah satu poin pentingnya adalah pembentukan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di tingkat Satuan Pendidikan. Namun, kurangnya pemahaman para pihak di Tingkat Satuan Pendidikan tentang konsep-konsep kekerasan membuat tim yang dibentuk belum mampu berjalan efektif.
Dosen Magister Perdamaian dan Resolusi Konflik (MPRK) UGM dan Peneliti Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian (PSKP) UGM, Dody Wibowo menjelaskan bahwa pendidikan perdamaian penting diberikan kepada manajemen sekolah karena mereka memiliki tanggung jawab terbesar dalam membuat dan mengambil keputusan untuk mengarahkan sekolahnya.
Peserta tidak hanya mendapatkan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga didampingi untuk menanamkan nilai-nilai perdamaian dalam cara berpikir (mindset) dari pihak manajemen sekolah.
“Kami berharap, setelah mengikuti pelatihan ini nantinya, manajemen sekolah bisa membentuk tim penanganan kekerasan di sekolah masing-masing dengan lebih baik. Termasuk, dalam melakukan pencegahan terjadinya perundungan atau pun kekerasan dalam bentuk lainnya di sekolah,” kata Dody.
Pelatihan tersebut diampu oleh Dody Wibowo, Dewi Nugraheni (psikolog), dan Leony Sahetapiy (pemerhati pendidikan). Adapun materi pada hari pertama terkait dengan pengenalan konsep damai, ragam bentuk kekerasan, pemahaman tentang perundungan, dan pengenalan konsep pendidikan perdamaian. Kemudian pada hari kedua, para peserta mendapatkan ilmu tentang manajemen sekolah yang peduli, budaya sekolah yang damai dan anti kekerasan, mekanisme penyelesaian masalah, serta strategi kegiatan internalisasi nilai-nilai damai dan anti kekerasan.
Kelas ini dibuka setiap bulan bagi para manajemen sekolah dari sekolah-sekolah yang memiliki komitmen dalam membangun sekolah yang damai dan anti kekerasan.