BANDA ACEH – Kata kunci ‘Kodam Brawijaya Demi Bangsa’ menjadi trending topic Indonesia nomor satu selama dua jam di Twitter pada Minggu (3/3). Diperhatikan bahwa kata kunci yang di-tweet lebih dari 2 ribu kali itu mulai muncul di papan trending teratas mulai pukul 16.00 hingga 18.00 WIB. Kata ‘Kodam Brawijaya Demi Bangsa’ viral di Twitter karena jajaran Kodam V/Brawijaya melakukan pelatihan peningkatan kemampuan komunikasi sosial kepada jajaran penerangan di satuan wilayah teritorialnya. Pelatihan dilakukan dalam rangka mengimplementasikan arahan Panglima TNI, Jenderal TNI Agus Subiyanto, yang menyatakan bahwa TNI mengedepankan optimalisasi kegiatan bina teritorial (Binter) untuk meningkatkan intensitas komunikasi sosial kepada masyarakat.
Pelatihan dihadiri oleh 117 peserta dari jajaran Penerangan Kodam, Korem, Kodim, serta satuan-satuan dan Komandan Batalyon di lingkungan Kodam V/Brawijaya, dan dilaksanakan di Aula Mako Kodam V/Brawijaya.
Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Rafael Granada Baay, menyampaikan bahwa pelatihan public speaking ini untuk pembinaan teritorial mendukung rekonsiliasi pasca pemungutan suara Pemilu 2024, sebagaimana disampaikan Panglima TNI. Ia mengatakan bahwa tujuan pelatihan tersebut adalah meningkatkan dan mengembangkan kemampuan komunikasi sosial seluruh insan penerangan satuan dan jajaran Kodam V/Brawijaya kepada masyarakat.
Dalam Rapat Pimpinan TNI-Polri, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menegaskan bahwa TNI akan mengoptimalkan kegiatan pembinaan teritorial di tiga matra untuk mendukung rekonsiliasi pasca pemungutan suara Pemilu 2024. TNI bakal meningkatkan intensitas komunikasi sosial dengan berbagai kelompok masyarakat. Pangdam Kodam V/Brawijaya, Mayjen TNI Rafael Granada Baay, secara konkret melaksanakan amanah Panglima TNI yang visinya TNI yang well trained, dan meningkatkan kemampuan komunikasi sosial untuk membangun rekonsiliasi bangsa pasca Pemilu.
Pelatihan ini dihadiri oleh beberapa narasumber tenaga ahli dan praktisi bidang komunikasi dan public speaking, antara lain M Fariza Y Irawady dan Irwan Arifyanto. Sumber: RMOL