Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) telah mengadakan seminar dengan tema “Mencari Titik Tengah Demokrasi: Antara Keamanan Nasional dan Kebebasan Sipil” sebagai respons terhadap penggunaan spyware. Seminar ini diadakan di Auditorium Ilmu Komunikasi FISIP UI dan melibatkan sejumlah pembicara terkemuka dalam bidangnya.
Broto Wardoyo, dosen di Departemen Hubungan Internasional FISIP UI, menjadi moderator dalam acara tersebut. Dia menyatakan bahwa penyelenggaraan seminar ini dilakukan untuk merespons laporan Amnesty International mengenai penggunaan spyware oleh pemerintah Indonesia. Seminar ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang seimbang mengenai isu spyware dari berbagai perspektif dan bidang.
Broto juga menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara Keamanan Nasional dan Kebebasan Sipil dalam setiap regulasi terkait isu tersebut. Dia mengungkapkan bahwa seringkali UU ITE disalahgunakan untuk menindak masyarakat sipil yang menyuarakan kritik. Oleh karena itu, diperlukan regulasi yang lebih kuat dan jelas untuk menghindari kesewenang-wenangan dalam penegakan hukum.
Pada seminar tersebut, hadir sejumlah pembicara seperti Sulistyo dari BSSN RI, Herik Kurniawan dari Densus 88 AT Polri, dan sejumlah pakar lainnya. Masing-masing pembicara menjelaskan pentingnya menjaga keseimbangan antara Keamanan Nasional dan Kebebasan Sipil dari sudut pandang dan pengalaman masing-masing.
Brigjen Pol I Made Astawa menyampaikan bahwa penyadapan dilakukan dengan proses perizinan yang ketat dan mematuhi kode etik. Namun, A J Simon Runturambi menyoroti potensi penyalahgunaan dalam regulasi terkait keamanan siber yang dapat melanggar kebebasan sipil. Oleh karena itu, pengawasan yang ketat dan regulasi yang jelas menjadi kunci dalam menjaga keseimbangan antara kedua aspek tersebut.