Thomas Matthew Crooks Pelaku Penembakan Trump, Ini Biodata dan Motifnya

by -229 Views
Thomas Matthew Crooks Pelaku Penembakan Trump, Ini Biodata dan Motifnya
Thomas Matthew Crooks, terduga pelaku penembakan Donald Trump.(Dok. latimes/Bethel Park School District.)

PELAKU penembakan terhadap Donald Trump diyakini telah teridentifikasi. Pria berusia 20 tahun itu bernama Thomas Matthew Crooks. Dia telah ditembak mati oleh Dinas Rahasia AS setelah upaya pembunuhan yang dilakukannya. Masih menjadi teka-teki motif di baliknya.

Penyelidik percaya bahwa Crooks, yang dipersenjatai dengan senapan semi-otomatis AR-15, melepaskan tembakan ke arah mantan presiden tersebut ketika dia sedang berpidato di depan orang banyak di Butler, Pennsylvania, menyebabkan satu penonton tewas dan dua lainnya terluka.

“Pemuda (pekerja dapur) itu ditembak mati di tempat kejadian oleh penembak jitu Dinas Rahasia,” kata para pejabat.

Baca juga : Trump Ditembak, Komisi I DPR: Kekerasan Politik Tak Dapat Tempat di Masyarakat

Namun, di kampung halamannya yang kaya, para tetangga terkejut. Tampaknya mereka tidak dapat memahami bagaimana seorang pemuda pendiam kini dituduh melakukan penembakan tersebut.

FBI hanya mengatakan bahwa Crooks adalah subjek yang terlibat dalam upaya pembunuhan terhadap mantan presiden dan penyelidikan aktif sedang dilakukan.

Siapakah Thomas Matthew Crooks?

Thomas Crooks tidak membawa identitasnya, jadi penyelidik menggunakan DNA dan teknologi pengenalan wajah untuk mengidentifikasinya.

Baca juga : Thomas Matthew Crooks, Penembak Trump Lulusan Bethel Park High School dan Punya Kiprah di Dunia Politik

Dia berasal dari Bethel Park di Pennsylvania, sekitar 70 km atau 43 mil dari lokasi percobaan pembunuhan, dan lulus pada tahun 2022 dari Sekolah Menengah Bethel Park dengan hadiah US$500 untuk matematika dan sains, menurut surat kabar lokal.

Crooks bekerja di dapur panti jompo setempat yang tidak jauh dari rumahnya, menurut laporan BBC. Catatan pemilih di negara bagian menunjukkan bahwa dia terdaftar sebagai anggota Partai Republik, menurut media AS.

Dia juga dilaporkan telah menyumbangkan US$15 kepada kelompok kampanye liberal ActBlue pada tahun 2021. Dia memiliki keanggotaan di klub menembak lokal, Klub Olahragawan Clairton, selama setidaknya satu tahun.

Baca juga : Saksi Melihat Penembak Trump Bergerak ‘dari Atap ke Atap’ sebelum Beraksi

Pejabat penegak hukum yakin senjata yang digunakan untuk menembak Donald Trump dibeli oleh ayah Crooks.

Dua petugas tanpa mau menyebut namanya mengatakan bahwa ayah Crooks membeli senjata setidaknya enam bulan lalu. Menurut laporan media AS, Crooks mengenakan kaus dari Demolition Ranch, saluran YouTube yang terkenal dengan konten senjata dan pembongkaran.

Sehari setelah penembakan, sumber penegak hukum juga mengatakan bahwa perangkat mencurigakan ditemukan di kendaraan Crooks. Menurut CBS, tersangka memiliki peralatan yang tersedia secara komersial yang tampaknya mampu menghidupkan perangkat tersebut.

Baca juga : Berikut 6 Kondisi Terkini Pasca Penembakan Trump di Pennsylvania

Apa motivasinya?

Setelah mengetahui identitas Crooks, polisi dan lembaga sedang menyelidiki motifnya. “Saat ini kami belum mengetahui motifnya,” kata Kevin Rojek, agen khusus FBI di Pittsburgh, dalam sebuah pengarahan pada Sabtu malam.

Penyelidikan atas kejadian ini bisa memakan waktu berbulan-bulan dan penyelidik akan bekerja tanpa henti untuk mengidentifikasi motif Crooks, kata Rojek.

Ayah Crooks, Matthew Crooks, mengatakan dia mencoba mencari tahu apa yang terjadi tetapi akan menunggu sampai dirinya berbicara dengan penegak hukum sebelum berbicara tentang putranya. “Keluarga Crooks bekerja sama dengan penyelidik,” menurut FBI.

Sumber penegak hukum mengatakan bahwa mereka yakin ada perencanaan sebelum penembakan. Namun, berapa banyak waktu yang dihabiskan dalam perencanaan tersebut masih menjadi subjek penyelidikan.

Polisi yakin dia bertindak sendirian, namun terus menyelidiki apakah dia ditemani dalam rapat umum tersebut. Sejauh ini, muncul gambaran yang membingungkan tentang siapa sebenarnya Crooks.

Berbicara kepada outlet berita lokal KDKA, beberapa pemuda setempat yang bersekolah bersamanya menggambarkan dia sebagai seorang penyendiri, yang sering diintimidasi dan terkadang mengenakan pakaian berburu ke sekolah.

Mantan teman sekelasnya yang lain, Summer Barkley, memberinya penilaian berbeda, mengatakan kepada BBC bahwa dia selalu mendapat nilai bagus dalam ujian dan sangat bersemangat tentang sejarah.

“Apa pun tentang pemerintahan dan sejarah sepertinya dia ketahui,” katanya.

“Tapi itu bukan sesuatu yang luar biasa, dia selalu baik,” sebutnya.

Dia menggambarkan dia sangat disukai oleh gurunya. Yang lain hanya mengingatnya sebagai orang yang pendiam.

(BBC/Z-9)

Source link