SEBAGIAN orang, banyak yang memilih untuk mempertahankan kebiasaan sehari-hari yang buruk. Tanpa disadari, kebiasaan itu ternyata dapat meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit serius, termasuk diabetes dan hipertensi.
Diabetes sendiri merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah. Biasanya, orang yang terkena penyakit diabetes akan menunjukkan gejala seperti, sering merasa haus, penurunan berat badan, luka menjadi sulit sembuh, dan tubuh yang mudah lelah.
Sementara hipertensi atau darah tinggi adalah kondisi tekanan darah berada di atas batas normal, yaitu 130/80 mmHg atau lebih.
Baca juga : Pengelolaan Pangan Bersih Cegah Penyakit tidak Menular
Jika sudah berada di atas batas normal, dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan, seperti risiko terjadinya penyakit jantung, stroke, bahkan kematian.
Gejala yang biasa ditunjukkan pada orang yang terkena hipertensi meliputi, sakit kepala, nyeri dada, mimisan, telinga berdengung, dan aritmia.
Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya peningkatan risiko kedua penyakit tersebut, Anda perlu mengenali beberapa kebiasaan buruk yang dapat meningkatkan risiko terkena diabetes dan hipertensi.
Baca juga : Penderita Hipertensi dan Diabetes Diingatkan Deteksi Dini Penyakit Ginjal
Berikut ini adalah kebiasaan buruk yang dapat tingkatkan risiko diabetes dan hipertensi:
1.Tidur tidak teratur (Begadang)
Pola tidur yang tidak teratur atau begadang dapat mengganggu ritme tubuh dan meningkatkan risiko terjadinya masalah fisik.
Institut Nasional Diabetes dan Penyakit Pencernaan dan Ginjal Amerika, menerbitkan sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa waktu tidur yang buruk meningkatkan kadar gula darah dan meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
Baca juga : Orangtua Diingatkan Pastikan Anak tidak Alami Obesitas
Sementara itu, National Sleep Foundation menekankan bahwa kurang tidur dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah. Oleh karena itu, tidur sangat penting untuk memulihkan tubuh dan mengendalikan hormon stres.
Tidur mendadak membuat tubuh berada dalam kondisi kewaspadaan tinggi, sekaligus meningkatkan tekanan darah.
2. Mengonsumsi minuman banyak gula
Mengonsumsi minuman manis seperti minuman soda, minuman berenergi, dan lain sebagainya, dapat berperan besar dalam diabetes dan tekanan darah tinggi.
Baca juga : Dokter Pastikan Tes Tusuk Glukometer bukan untuk Diagnosis Diabetes
Minuman ini mengandung tambahan gula yang tinggi, yang dapat menyebabkan gula darah meningkat dengan cepat dan berkontribusi terhadap resistensi insulin seiring waktu.
Selain itu, minuman dengan banyak gula juga berkontribusi terhadap penambahan berat badan dan obesitas, yang keduanya termasuk dalam faktor risiko utama tekanan darah tinggi. Kandungan kalori yang tinggi dan nilai gizi yang rendah pada minuman tersebut menyebabkan pola makan yang tidak sehat dan kesehatan yang buruk.
3. Sering mengonsumsi makanan olahan
Makanan olahan sering kali mengandung lemak tidak sehat, gula, dan natrium, yang semuanya berdampak buruk bagi kesehatan Anda. Konsumsi makanan ini secara teratur dapat menyebabkan penambahan berat badan, resistensi insulin, dan tekanan darah atau hipertensi.
Terlalu banyak natrium dalam makanan olahan dapat menyebabkan retensi air dalam tubuh dan menyebabkan tekanan darah tinggi.
4. Sedikit olahraga
Olahraga teratur berperan penting dalam menjaga kesehatan kadar gula darah dan tekanan darah. Gaya hidup yang tidak banyak bergerak dapat menyebabkan berat badan naik, resistensi insulin, dan tekanan darah tinggi.
Sementara olahraga dapag meningkatkan penggunaan insulin, menurunkan kadar gula darah dan mendorong penurunan berat badan, yang semuanya penting dalam mencegah diabetes dan tekanan darah tinggi.
Melakukan aktivitas aerobik minimal 150 menit per minggu dianjurkan oleh WHO untuk menjaga kesehatan.
5. Tidak melakukan sarapan
Melewatkan sarapan akan mengganggu metabolisme tubuh dan meningkatkan risiko diabetes, serta tekanan darah tinggi. Sebuah penelitian yang diterbitkan di Frontiers menemukan bahwa orang yang melewatkan sarapan memiliki kadar gula darah lebih tinggi dan lebih banyak resistensi insulin, yang keduanya terkait dengan diabetes.
6. Stres berlebih
Selanjutnya, stres yang berlebih memiliki dampak yang luas pada kesehatan, terutama dalam meningkatkan risiko diabetes dan hipertensi. Saat stres, tubuh akan melepaskan kortisol, hormon yang meningkatkan kadar gula darah.
American Heart Association (AHA) menunjukkan bahwa stres juga dapat menyebabkan peningkatan sementara tekanan darah karena adanya respons alami tubuh untuk melawan atau lari. Seiring waktu, jika stres berlebih tidak dikelola dengan baik, peningkatan sementara tersebut dapat menyebabkan hipertensi jangka panjang.
7. Duduk dalam waktu yang lama
Kebiasaan buruk terakhir adalah duduk dalam waktu yang lama. Saat ini, banyak orang melakukan kebiasaan buruk dengan duduk selama berjam-jam, baik saat bekerja atau menonton acara televisi.
Faktanya, gaya hidup yang tidak banyak bergerak sangat erat kaitannya dengan peningkatan risiko diabetes dan tekanan darah tinggi.
Menurut penelitian yang dipublikasikan pada tahun 2021, duduk dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan buruknya kontrol gula darah dan tingginya kadar insulin.
Sementara itu, AHA juga memperingatkan bahwa duduk berlebihan dapat mengurangi efisiensi aliran darah, serta menyebabkan tekanan darah tinggi.
Disarankan untuk melakukan aktivitas fisik secara teratur, atau melakukan tindakan sederhana seperti berdiri dan melakukan peregangan setiap beberapa jam. Ini dapat membantu mengurangi risiko terkena diabetes dan hipertensi. (Z-10)