LIEUTENANT GENERAL TNI (RET.) JOHANNES SURYO PRABOWO

by -47 Views
LIEUTENANT GENERAL TNI (RET.) JOHANNES SURYO PRABOWO

Oleh: Prabowo Subianto [diambil dari Buku: Catatan Kepemimpinan Militer dari Pengalaman Bab I]

Saya telah mengenal Suryo Prabowo sejak saya masih seorang taruna. Dia lulusan Akademi Angkatan Bersenjata (AKABRI) tahun 1976, sehingga dia dua tahun di bawah saya. Dia adalah penerima penghargaan Adhi Makayasa tahun 1976, yang diberikan kepada taruna terbaik oleh Akademi. Dia sangat cerdas. Dia juga militan dan patriotik. Hal ini dapat dimengerti, karena ayahnya juga bagian dari Generasi ’45, seorang Kolonel di Angkatan Darat.

Mungkin karena dia sangat pintar, atasan-atasannya sering tidak begitu suka padanya. Mungkin dia terlalu dinamis atau terlalu kreatif sehingga atasan-atasannya sering tidak benar-benar mengerti dia.

Sejak dia seorang letnan, seorang kapten, kemudian seorang mayor, saya melihat bahwa dia selalu berada di lapangan operasi. Bahkan ketika dia seorang Brigadir Jenderal, sebagai Wakil Gubernur di Timor Timur (sekarang Timor Leste), sebagai Deputi Komandan Komando Resort Militer Timor Timur (KOREM), dia selalu berada di lapangan pada saat-saat kritis. Dia adalah perwira TNI berpangkat tinggi terakhir yang meninggalkan Timor Timur setelah referendum. Dia membawa bendera Indonesia terakhir yang akan diturunkan di bekas provinsi Indonesia.

Karena kecerdasannya yang di atas rata-rata, dia sering dikritik oleh orang-orang di sekitarnya yang menganggapnya sebagai ‘keminter’ (tahu segalanya) dan berwacana – dia cenderung memberikan nasihat kepada orang lain tanpa diminta yang didorong oleh keinginannya untuk memperbaiki organisasi Angkatan Bersenjata atau untuk memperbaiki suatu situasi.

Suryo Prabowo adalah tipe pemimpin yang berbicara jujur; dia mengatakan apa yang ada di pikirannya, dia berani, dan menurut pendapat saya, dia adalah salah satu jenderal tercerdas dari generasi kita. Karena ayahnya bagian dari generasi ’45 dan karena dia bersama kelas ’78 AKABRI, kita semua sangat dipengaruhi oleh para jenderal generasi ’45. Hal itu bisa dianggap sebagai generasi terbesar dalam sejarah Indonesia sampai sekarang. Mungkin itulah mengapa Suryo Prabowo dan saya bisa akrab. Kami memiliki cita-cita yang sama dan cinta kepada negara kita yang tercermin dari ajaran generasi ’45.

Source link