Polisi Bantah Ada Kekerasan saat Penyitaan Rumah Anak Eks Menteri PU Era Soeharto

by -2206 Views
Polisi Bantah Ada Kekerasan saat Penyitaan Rumah Anak Eks Menteri PU Era Soeharto
Polisi Bantah Ada Kekerasan saat Penyitaan Rumah Anak Eks Menteri PU Era Soeharto
ilustrasi(Dok.Antara)

POLISI membantah ada kekerasan saat Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) mengeksekusi rumah Rasich Hanif, anak dari Menteri Pekerjaan Umum (PU) era Presiden Soeharto, Radinal Mochtar. Rasich meninggal saat percekcokan dengan juru sita.

“Tidak benar info tersebut (ada kekerasan), semua ada rekaman utuh videonya. Malah anggota kami membantu beliaunya saat sesak napas, karena yang bersangkutan memang mimiliki riwayat sakit jantung,” kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Ari Rahmat Idnal kepada Medcom.id, Senin (16/9)

Kasi Humas Polres Jaksel AKP Nurma Dewi juga mengatakan tak ada kekerasan saat penyitaan rumah. Hal itu di buktikan dengan rekaman video yang dikantongi polisi. Namun, dia menyebut pihak keluarga melaporkan insiden itu ke Polsek Cilandak.

Baca juga : PN Jaksel Pastikan Anak Eks Menteri PU Meninggal Bukan Akibat Bentrok Fisik

“Ya kalau itu kemarin sudah dilaporkan ke Polsek Cilandak, memang sudah ditindaklanjuti saat kejadian,” ujar Nurma saat dikonfirmasi terpisah.

Kasus ini disebut tengah ditangani Polsek Cilandak. Namun, keluarga tak menyetujui autopsi korban untuk memastikan penyebab kematian. Nurma mengatakan keluarga telah menerima kematian Rasich Hanif bukan karena kekeraaan.

“Kemaren dari pihak keluarga tidak mau diautopsi dengan pernyataan. Ya (keluarga menerima fakta tak ada kekerasan),” ungkap Nurma.

Sebagai informasi, PN Jaksel mengeksekusi rumah Rasich Hanif yang dijadikan tempat makan Sedjuk Bakmi dan Kopi di Jalan Lebak Bulus III, Cilandak Barat, pada Kamis, 12 September 2024. Rasich yang mengetahui kedatangan jaksa berupaya menyelematkan harta benda.

Pejabat humas PN Jaksel Djuyamto menceritakan mulanya terjadi perdebatan antara juru sita dengan Rasich karena tidak terima dengan pelaksanaan ekskusi. Saat perdebatan, tiba-tiba Rasich terjatuh lemas.

“Lalu, ditolong (digendong) oleh juru sita masuk ke dalam rumah,” kata Djuyamto.

Ketika kondisi almarhum semakin lemah, kata Djuyamto, petugas melarikannya ke Rumah Sakit (RS) Mayapada Lebak Bulus. Namun, nyawa Rasich tidak tertolong.

PN Jaksel menyatakan prihatin dan berduka cita atas meninggalnya Rasich. Kemudian, membantah Rasich meninggal karena bentrokan saat eksekusi rumah tersebut.

“Bahwa meninggalnya almarhum bukan karena adanya bentrokan fisik atau akibat kekerasan dari petugas eksekusi,” jelas Djuyamto. (P-5)

Source link