Dari Penurunan Libido hingga Risiko Serius Kenali Andropause dan Cara Mengatasinya

by -2 Views
Dari Penurunan Libido hingga Risiko Serius Kenali Andropause dan Cara Mengatasinya
Dari Penurunan Libido hingga Risiko Serius: Kenali Andropause dan Cara Mengatasinya 
Ilustrasi(Freepik)

DITANDAI dengan masalah obesitas, hipertensi, dan penurunan nafsu seksual, Andropause adalah masalah gangguan penuaan, pada kadar hormon testosteron pria, yang perlu dilakukan pemeriksaan hingga perawatan. 

Andropause, yang sering disebut sebagai menopause pria, adalah kondisi yang terkait dengan penurunan kadar hormon testosteron pada pria. Bukan hanya memicu penurunan libido, masalah ini juga dapat memicu penyakit serius seperti, serangan jantung dan struk. 

Menjadi pemicu dari penyakit mengancam jiwa, penurunan hormon testosteron, dapat dideteksi dini melalui beberapa gejala, seperti: 

Baca juga : Menopause, Mengapa Banyak Perempuan Tidak Tahu Gejala Utamanya?

  • Lemas atau kurang tenaga
  • Penurunan dorongan seksual
  • Daya tahan tubuh menurun
  • Mudah marah/ mood yang tidak jelas
  • Sering mengantuk setelah makan
  • Disfungsi ereksi
  • Tinggi badan berkurang

Gejala inilah yang menandai seorang pria mengalami penurunan hormon testosteron. Apabila seorang pria mengalami 1 hingga 3 gejala ini, wajib baginya untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. 

MI/Ajeng TamyizDokter spesialis andrologi yang berpraktik di RS Pondok Indah IVF Centre dan RS Pondok Indah – Pondok Indah, Androniko Setiawan

Dokter spesialis andrologi yang berpraktik di RS Pondok Indah IVF Centre dan RS Pondok Indah – Pondok Indah, Androniko Setiawan, menyampaikan, “Kalau salah satu saja gejala seperti penurunan dorongan seksual terjadi, baik di usia lanjut atau pada usia 30-an, ia harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Karena, masalah penurunan hormon testosteron ini jadi pemicu seorang pria mudah terserang penyakit yang mengancam nyawa.”

Baca juga : Masuki Masa Menopause, Ini Olahraga yang Tepat untuk Perempuan

Penurunan hormon testosteron sendiri adalah sebuah kondisi ketika testis tidak memproduksi cukup hormon testosteron. Kadar hormon testosteron normal pada pria, normalnya berkisar antara 200 hingga 700 nanogram per desiliter (ng/dL) dalam darah. 

Apabila kadar hormon ini sudah di bawah normal, hal itu dianggap sebagai kekurangan hormon testosteron,  yang mempengaruhi fungsi vital organisme seperti, metabolisme tubuh buruk, peredaran darah buruk, jantung tidak bekerja dengan baik, hingga pengaruh pada kerja otak pria. Hal ini yang memicu datangnya penyakit mengancam jiwa pada pria. 

Masalah penurunan hormon testosteron ini, kerap terjadi pada pria lanjut usia. Sebanyak 34% pria usia 45 hingga 54 tahun, mengalami penurunan hormon testosteron dan mencapai titik 50% terjadi pada pria usia 85 tahun ke atas. Hal itu terungkap dalam studi oleh Mulligan dan rekan-rekannya pada 2006 yang melibatkan 2.165 pria. 

Baca juga : Inspirasi dari Kolase Mendiang Sang Ayah, SSST Hadirkan Legacy II Bergaya Surealisme

Usia tua bukan menjadi alasan bagi seorang pria untuk tidak mengecekan masalah ini ke dokter. 

Menurut  Androniko, penurunan hormon testosteron pada pria dapat diobati melalui cara yang sudah teruji klinis. Salah satunya Terapi Penggantian Testosteron (TRT) yang dapat mengembalikan 50% hingga 80% kadar hormon testosteron, tergantung pribadi masing- masing pria. 

TRT dapat dilakukan dengan 4 cara yaitu: 

Suntikan 

Baca juga : Mengungkap Rahasia Kesehatan Pria Melalui Kualitas Air Mani

Testosteron dapat diberikan melalui suntikan intramuskular, biasanya setiap 1-3 bulan. Cara ini dianggap sebagai cara yang paling efektif, berpengaruh sebesar 80%.

Gel 

Gel yang mengandung testosteron dioleskan pada kulit, biasanya pada lengan, perut, atau paha. Memungkinkan penyerapan langsung ke dalam aliran darah.

Patch 

Yaitu plester yang mengandung testosteron ditempelkan pada kulit dan diganti setiap hari, untuk memastikan kadar testosteron stabil sepanjang hari.

Kapsul 

Kapsul testosteron dikonsumsi secara oral dan dapat membantu meningkatkan kadar testosteron dalam darah, yang dapat mengatasi gejala defisiensi testosteron seperti kelelahan, penurunan libido, dan penurunan massa otot.

Bukan hanya itu, dukungan dari luar juga berpengaruh pada peningkatan kadar hormon testosteron. Seperti, rajin berolahraga, tidak mengonsumsi makanan proses, dan hindari rokok atau alkohol akan membantu peningkatan kadar hormon testosteron. (Z-1)

Source link