Ini Dampak Father Hunger pada Anak Seiring Usia

by -35 Views
Ini Dampak Father Hunger pada Anak Seiring Usia
Ini Dampak Father Hunger pada Anak Seiring Usia
Ayah memiliki kewajiban yang sama dengan ibu dalam pengasuhan.(Freepik)

FATHER Hunger atau fatherless, yakni kondisi anak yang kekurangan peran ayah dalam pengasuhannya, kini semakin banyak disuarakan di masyarakat. Sejumlah orang juga menyatakan bahwa kondisi fatherless yang terjadi saat kecil berdampak hingga ia dewasa.

 

Terkait fenomena fatherless, psikolog klinis anak dan remaja dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, mengakui kurangnya peranan salah satu orangtua dalam pengasuhan anak akan sangat berdampak pada kondisi anak tersebut. “Orang tua merupakan pondasi di mana anak berdiri dengan kedua kakinya untuk membawa dirinya berinteraksi dengan dunia. Jika pondasi tersebut timpang, maka anak pun bisa goyah,” tutur Vera dalam keterangannya, Sabtu (9/11).

 

Lalu seperti apa dampak fatherless di tahapan usia anak yang berbeda? Berikut penjelasannya:

Vera menjelaskan bahwa untuk anak perempuan di usia bayi bisa mengakibatkan anak mengalami keterlambatan dalam perkembangan kognitif, sosial, dan motivasi.

 

Kemudian pada masa anak-anak dan remaja, Vera menyebut bahwa anak perempuan tanpa ayah sering menghadapi masalah sosial-emosional, seperti kesulitan dalam membentuk hubungan dan tingkat depresi yang lebih tinggi. Mereka mungkin juga menunjukkan masalah perilaku, termasuk kesulitan akademis dan peningkatan risiko aktivitas seksual dini.

 

“Anak perempuan yang tumbuh tanpa kehadiran sosok ayah ketika dewasa lebih mungkin mengalami masalah psikologis, termasuk rendahnya harga diri dan masalah kesehatan mental. Mereka mungkin kesulitan dalam menjalin hubungan dan merasa tidak lengkap sebagai individu,” terang Vera.

 

Sementara pada anak laki-laki, Vera menerangkan, berdasarkan sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak laki-laki yang tidak mendapatkan peran pengasuhan dari ayah cenderung tumbuh menjadi anak yang rentan mengalami kenakalan remaja, rendahnya komitmen dan kontrol emosi, serta tingkat agresivitas yang tinggi.

 

 

Vera menambahkan, kehadiran sosok ayah dalam pola asuh juga bisa berpengaruh pada anak laki-laki usia dewasa, karena sejak kecil sang buah hati bisa melakukan identifikasi peran seorang ayah. Dia bisa belajar bagaimana menjadi seorang ayah yang baik ketika dia berkeluarga di masa depan.

 

“Kehadiran sosok ayah bisa membuat anak melakukan identifikasi peran seperti apa  seorang ayah (dalam keluarga), dia bisa Belajar peran hingga nilai kehidupan dari sang ayah, misalnya jika ayah merupakan pekerja keras, anak akan lebih mudah menurunkan nilai sebagai pekerja keras, dan hal ini tentu bisa terjadi karena hubungan dekat antara ayah dengan anak,” jelasnya.

 

Psikolog Ratih Ibrahim juga menyatakan saat ketidakhadiran ayah tidak terhindarkan maka peran itu bisa diisi oleh kakek, paman atau laki-laki lain dalam keluarga. “Perlu dicatat bahwa dalam kondisi yang mengharuskan anak tumbuh dalam ketidakhadiran sosok Ayah, tetap bisa membuat anak tumbuh secara baik. Apalagi jika ibunya kuat dalam mencintai dan mengasuh anaknya. Peran ayah bisa diisi oleh kakek, paman dalam keluarga,” terangnya.

 

Disebut Ratih perilaku seperti mandiri, empatik, kuat, pandai dan bertanggung jawab bisa muncul pada anak-anak yang tumbuh tanpa Ayah. Kehadiran Kakek atau Paman serta anggota keluarga lain yang mengisi peran ayah juga bisa mendorong anak untuk membentuk seperti apa sosok ayah ideal.

 

“Keadaan fatherless yang tidak terhindarkan tetap bisa menjadi daya dorong bagi seseorang untuk membuat dirinya bertumbuh menjadi pribadi yang baik, tangguh, bahagia, mampu menghargai banyak berkat dalam hidupnya,” tukas Ratih.

 

Lalu bagaimana pengasuhan oleh ayah yang ideal sesuai usia anak? Baca ulasan lengkapnya di Media Indonesia, edisi Minggu, 17 November 2024. (M-1)

 

Source link