KAMAR Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyatakan bakal mendukung program Presiden Prabowo Subianto dalam lima tahun ke depan. Dukungan itu dilakukan melalui penyelarasan program Kadin hingga 2029.
“Visi kita ialah bagaimana Kadin bisa jadi platrofm utama dunia usaha inklusif untuk mendorong kesejahteraan berkelanjutan. Jadi 1.200 (anggota) ini bukan hanya untuk kita di sini, tetapi dunia usaha secara keseluruhan,” ujar Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Novyan Bakrie dalam Rapimnas Kadin 2024-2029, Jakarta, Minggu (1/11).
Setidaknya ada empat program prioritas Kadin Indonesia dalam lima tahun ke depan. Program tersebut yaitu, swasembada pangan, energi, dan air; pertumbuhan ekonomi; inklusivitas; dan ekonomi berkelanjutan.
Dari empat program prioritas itu, terdapat subprogram yang juga diselaraskan dengan program Asta Cita. Pada pertumbuhan ekonomi, misalnya, Kadin Indonesia menyasar akselseasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) digital, hirilisiasi sumber daya alam, peningkatan investasi swasta, hingga pembangunan daerah dari ekonomi kreatif.
Anindya meyakini pemerintah di bawah Presiden Prabowo akan mampu membawa kemajuan bagi ekonomi nasional. Itu terindikasi dari kunjungan Kepala Negara ke sejumlah negara beberapa waktu lalu yang berhasil menarik komitmen investasi senilai US$18,5 miliar.
Demikian halnya pada pertemuan G-20, Prabowo, imbuh Anindya, menegaskan komitmennya untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi dan menghilangkan kemiskinan di Tanah Air.
“Presiden jelas mengatakan bahwa apa gunanya menjadi bagian dari 20 negara terbesar kalau kemiskinan dan kelaparan masih ada di Indonesia. Ini sangat menarik,” tutur Anindya.
“Karena program beliau untuk entaskan kemiskinan, kita melihat bahwa pembangunan untuk entaskan kemiskinan datangnya dari desa. Jadi pertumbuhan dengan Asta cita tumbuh 8% bertahap, itu mulai dari desa,” tambahnya.
Sementara itu Ketua Dewan Usaha Kadin Indonesia Chairul Tanjung menyampaikan, peranan Kadin di daerah cukup penting bagi kemajuan dunia usaha dan perekonomian nasional. Untuk itu, inovasi dan kreativitas Kadin di daerah menjadi hal mutlak.
“Kesempatan berusaha itu tidak semata-semata dari anggaran pemda, kesempatan jauh lebih besar dan lebih luas dari pada yang ada di pemda. Bukan berarti pemda tidak bisa mendorong, tetapi saya ingin buka cakrawala agar bisa melihat peluang di luar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di tingkat I dan II untuk dilihat pengembangannya,” tuturnya.
“Kita ini memiliki penduduk luar biasa besar, 287 juta. Ini adalah orang yang membutuhkan kebutuhan hidup, pangan, pakaian, apa pun. Ini market besar, kesempatan besar. Kita berharap kadin mampu melihat kesempatan ini menjadi sebuah peluang,” pungkas Chairul. (H-3)