“Dukung Transaksi Keuangan Digital saat Nataru melalui Kolaborasi Sektor”

by -11 Views
“Dukung Transaksi Keuangan Digital saat Nataru melalui Kolaborasi Sektor”

Bank Indonesia memproyeksikan kebutuhan uang tunai sebesar Rp133,7 triliun selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025, meningkat 2,56% dari realisasi periode yang sama di tahun sebelumnya. Saat itu, kebutuhan uang tunai hanya Rp130,37 triliun. Proyeksi ini juga mempertimbangkan lonjakan transaksi pembayaran nontunai yang diperkirakan akan meningkat secara signifikan. Hal ini sejalan dengan kebutuhan masyarakat, di mana diperkirakan lebih dari 110,6 juta orang akan melakukan perjalanan selama perayaan Nataru 2024/2025.

PT Jalin Pembayaran Nusantara, sebagai bagian dari Holding BUMN Danareksa, memperkuat komitmennya terhadap keamanan pembayaran digital dan kesiapan operasional dalam mengantisipasi lonjakan transaksi keuangan selama periode peak season libur Nataru. Mereka telah menyiagakan personel 24 jam tujuh hari untuk memastikan operasional jaringan ATM Link dan layanan transaksi digital lainnya, seperti QRIS dan Debit, berjalan lancar sepanjang periode ini. Posko Nataru juga telah dioperasikan untuk mendukung lebih dari 80 member perbankan dan fintech yang tergabung dalam layanan Link.

Dengan berbagai langkah strategis yang telah disiapkan, Jalin bersama para pemangku kepentingan di industri sistem pembayaran nasional berkomitmen untuk menghadirkan ekosistem keuangan digital yang aman, andal, dan inklusif selama periode Nataru 2024/2025. Kolaborasi lintas sektor, peningkatan literasi masyarakat, dan penerapan teknologi deteksi dini menjadi pilar utama dalam mengatasi tantangan operasional dan keamanan selama periode Nataru 2024/2025 ini.

Di sisi lain, PPATK mencatat peningkatan aktivitas transaksi selama periode peak season, yang membutuhkan pengawasan ketat terhadap potensi transaksi mencurigakan. Pentingnya penerapan keamanan yang komprehensif, teknologi deteksi dini, dan identifikasi pola anomali transaksi secara real-time juga ditekankan untuk meminimalkan potensi transaksi mencurigakan.

ASPI juga turut serta dalam mendorong kolaborasi lintas sektor untuk meningkatkan literasi masyarakat tentang risiko keamanan siber. Mereka mengajak industri perbankan dan fintech untuk mengedukasi masyarakat tentang cara melindungi data pribadi dan menghindari ancaman siber. Kolaborasi ini diharapkan tidak hanya dapat meningkatkan kesadaran publik tetapi juga membangun ekosistem pembayaran yang lebih aman dan inklusif.