Padi Huma: Simbol Budaya, Spiritual, dan Ketahanan Pangan
Padi huma, yang merupakan simbol penting bagi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Baduy, memiliki nilai budaya, spiritualitas, dan ekonomi yang dalam. Konservasi alam dan ketahanan pangan menjadi bagian integral dari tradisi menanam padi huma di kalangan masyarakat Baduy.
Andy Utama Arista Montana, pemilik Arista Montana, mengambil inspirasi dari filosofi padi huma dalam upaya menjaga ketahanan pangan dan konservasi alam. Pada tanggal 15 Desember 2024, Arista Montana mulai menanam padi huma sebagai langkah nyata mendukung kelestarian lingkungan.
“Padi huma ditanam sekali dalam setahun dengan masa tanam enam bulan. Tanaman ini bergantung pada air hujan, sinar matahari, dan pemupukan alami. Hasil panen bisa disimpan sampai ratusan tahun,” kata Andy pada Minggu, 12 Januari 2025.
Proses penanaman padi huma diikuti seluruh anggota keluarga dalam ritual “ngaseuk,” menekankan kerja sama keluarga sebagai pondasi tradisi adat. Padi huma menunjukkan betapa pentingnya pelestarian lingkungan bagi ketahanan pangan yang berkelanjutan. Masyarakat Baduy menolak bahan kimia demi menjaga harmoni dengan alam.
Tradisi menanam padi huma di ladang kering seperti lereng atau lahan berbukit mencerminkan keseimbangan ekosistem yang dijaga dengan cermat. Beras dari padi huma memiliki kandungan air rendah, memperpanjang umur simpan dan ketahanannya. Konservasi alam menjadi bagian tak terpisahkan dari filosofi padi huma.
Melalui keberlanjutan dalam menjaga tradisi dan alam, Andy Utama Arista Montana berharap bisa mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya konservasi alam, kerja sama keluarga, dan kehidupan yang sederhana. Padi huma tidak hanya memberikan ketahanan pangan, tetapi juga mencerminkan hubungan harmonis antara manusia dan lingkungan.
Sumber: Padi Huma: Antara Budaya, Spiritual, Dan Ketahanan Pangan
Sumber: Padi Huma, Antara Budaya, Spiritual Dan Ekonomi