Kepercayaan diri merupakan fondasi penting bagi pertumbuhan emosional dan sosial anak. Pengembangan kepercayaan diri mengajarkan anak-anak untuk menghadapi tantangan, mengambil risiko, dan percaya pada kemampuan mereka. Namun, ada beberapa perilaku yang tanpa disadari dapat merusak kepercayaan diri anak. Kritik yang terus-menerus, perbandingan dengan orang lain, perlindungan yang berlebihan, mengabaikan prestasi anak, dan memberi label negatif adalah contoh-contoh perilaku yang bisa mengikis kepercayaan diri anak.
Anak-anak perlu umpan balik yang membangun agar dapat tumbuh dengan percaya diri. Kritik yang terlalu sering atau kasar dapat membuat anak meragukan kemampuannya. Sebagai gantinya, fokuslah pada umpan balik yang konstruktif untuk membantu mereka belajar dari kesalahan tanpa merusak kepercayaan diri. Perbandingan dengan orang lain juga bisa merusak kepercayaan diri anak. Sebaliknya, rayakan kekuatan dan kelebihan unik anak untuk memperkuat kepercayaan diri mereka.
Perlindungan yang berlebihan juga dapat menghambat perkembangan kepercayaan diri anak. Anak-anak perlu diberikan kesempatan untuk mandiri dan mengatasi tantangan agar mereka bisa belajar dari kegagalan. Mengabaikan prestasi anak juga dapat merusak kepercayaan diri mereka. Penting untuk mengakui usaha dan pencapaian anak, sekecil apapun itu. Dengan memberikan apresiasi atas usaha anak, mereka akan merasa dihargai dan termotivasi untuk terus mencoba.
Terakhir, memberi label negatif juga dapat berdampak buruk pada kepercayaan diri anak. Sebagai gantinya, fokuslah pada perilaku dan bukan sifat anak. Hindari menyebut anak dengan label negatif seperti “malas” atau “pemalu” karena hal tersebut dapat membentuk persepsi diri anak. Dengan memberikan dukungan dan umpan balik yang positif, orang tua bisa membantu membangun kepercayaan diri anak dan mendukung pertumbuhan mereka secara positif.