Misteri Biofluoresensi Burung Cendrawasih

by -14 Views

Burung cendrawasih, selain dikenal karena bulu cerah dan berwarna-warni, juga menunjukkan fenomena biofluoresensi yang mengejutkan. Dari 45 spesies burung cendrawasih yang diteliti, peneliti menemukan bahwa 37 spesies menunjukkan biofluoresensi, di mana bagian tubuh mereka menyerap cahaya UV atau biru dan memancarkannya dengan frekuensi yang lebih rendah. Dalam studi yang dipublikasikan dalam jurnal Royal Society Open Science, peneliti dari Museum Sejarah Alam Amerika mempelajari spesimen burung cendrawasih yang diawetkan untuk mengetahui lebih lanjut tentang biofluoresensi ini.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa burung jantan dari 21 spesies menunjukkan biofluoresensi pada bagian tubuh seperti kepala, leher, perut, ekor, dan lobus daging di wajah. Sementara itu, 16 spesies lain menunjukkan biofluoresensi di dalam mulut dan tenggorokan mereka. Burung betina dari 36 spesies ini juga menunjukkan biofluoresensi, menambah total menjadi 37 spesies. Cahaya yang dipancarkan memiliki berbagai panjang gelombang, mulai dari biru muda hingga hijau-kuning.

Peneliti mencatat bahwa biofluoresensi tidak terjadi pada spesies dalam genus Lycocorax, Manucodia, dan Phonygammus, menandakan kemungkinan kehilangan fenomena ini pada nenek moyang dari tiga kelompok tersebut. Mereka juga menyimpulkan bahwa biofluoresensi pada burung cendrawasih dapat memainkan peran dalam tampilan kawin yang rumit pada burung jantan, sementara pada burung betina, fenomena ini mungkin berperan sebagai kamuflase.

Peneliti menggarisbawahi bahwa penelitian ini memberikan wawasan baru tentang burung cendrawasih, bahkan bagi spesies yang telah banyak dipelajari sebelumnya. Pemahaman lebih lanjut tentang biofluoresensi pada burung cendrawasih tidak hanya membantu mengungkap fitur menarik dari spesies ini, tetapi juga memberikan informasi tambahan tentang penglihatan, perilaku, dan morfologi burung secara keseluruhan.