Biaya Terlalu Mahal, Beirer Akui Selenggarakan Moto3

by -7 Views

Masa depan kelas Moto3 menjadi sorotan perbincangan di paddock MotoGP. Sejak 2012, mesin satu silinder empat langkah dengan kapasitas 250 cc telah digunakan dalam kelas ini. Namun, dengan Moto2 beralih ke mesin tiga silinder Triumph pada 2019, kesenjangan antara Moto3 dan Moto2 semakin terasa. Ai Ogura, Juara Moto2, pun menyadari gap ini.

Di Moto3, pembalap yang lebih kecil dan ringan mendapatkan keuntungan dalam balapan, bisa mengatasi kesalahan dengan slipstream di tikungan. Hal ini menyebabkan beberapa pihak menyerukan untuk menggunakan mesin yang lebih besar, seperti mesin dua silinder dengan kapasitas 500 cc. Dorna Sports, promotor MotoGP, bahkan sedang mempertimbangkan untuk merubah Moto3 menjadi kelas standar di mana semua orang menggunakan motor yang sama.

KTM dan Honda, sebagai produsen motor di kelas ini, terlibat dalam pertimbangan untuk perubahan ini. Namun, biaya pengembangan mesin juga menjadi pertimbangan serius. Dorna berusaha menekan biaya yang meningkat drastis akibat persaingan antara KTM dan Honda. Ide awal untuk menggunakan mesin motorcross 250 cc dengan sasis yang dibangun sendiri ternyata tidak berhasil, meningkatkan biaya secara signifikan.

Belum ada keputusan pasti terkait masa depan kelas Moto3. Proposal regulasi baru masih dalam pembahasan, namun masih banyak hal yang harus diputuskan, mulai dari aspek ekonomi hingga teknologi. KTM menyatakan minatnya untuk tetap berkompetisi di Moto3, meskipun jika kemungkinan perubahan menjadi pemasok standar muncul, mereka pun siap untuk mempertimbangkannya. Saat ini, semua pihak masih menunggu keputusan lebih lanjut dari Dorna terkait arah yang akan diambil kelas Moto3 ke depannya.