Awal bulan ini, presiden FIA, Mohammed Ben Sulayem, menyuarakan pendapatnya bahwa Formula 1 seharusnya mempertimbangkan kembali menggunakan mesin konvensional yang menggunakan bahan bakar ramah lingkungan. Mobil-mobil F1 dijadwalkan untuk menggunakan bahan bakar sintetis sepenuhnya mulai tahun depan sebagai bagian dari perubahan regulasi yang akan memperkenalkan unit tenaga baru. Dalam hal ini, tim Red Bull yang akan menggunakan mesin Red Bull Powertrains yang didukung oleh Ford, lebih memilih untuk kembali menggunakan mesin V10 di masa depan.
Christian Klien, Red Bull Racing RB1, memimpin David Coulthard, Red Bull Racing RB1
Menurut Horner, kembalinya mesin V10 di F1 bisa terjadi pada tahun 2030. Ada banyak dukungan untuk menggunakan mesin dengan aspirasi alami. Ben Sulayem juga menyuarakan pendapatnya di media sosial, bahwa peluncuran F1 di London minggu lalu telah memicu banyak diskusi positif tentang masa depan olahraga ini. Beliau menyoroti pentingnya memimpin tren teknologi motorsport masa depan, termasuk penggunaan mesin V10 dengan bahan bakar berkelanjutan.
Dalam konteks pemikiran tersebut, Ben Sulayem menekankan bahwa memilih arah untuk menggunakan mesin V10 atau penggunaan teknologi lainnya harus didukung dengan mempertimbangkan kendali biaya pengeluaran R&D. Secara keseluruhan, pandangan Horner dan Ben Sulayem menunjukkan bahwa ada minat dan argumen yang kuat dalam mengembalikan mesin V10 ke Formula 1, seiring dengan fokus pada efisiensi bahan bakar berkelanjutan.