Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengeluarkan “peringatan terakhir” kepada Hamas agar segera membebaskan para sandera yang ditahan di Gaza. Trump menyatakan bahwa ia telah mengirimkan segala yang Israel butuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini dan menegaskan bahwa tidak satu pun anggota Hamas akan selamat jika perintahnya tidak dijalankan. Pernyataan ini datang setelah Gedung Putih mengonfirmasi adanya pembicaraan langsung dengan Hamas terkait sandera.
Sebelumnya, AS telah menghindari keterlibatan langsung dengan Hamas karena status organisasi tersebut sebagai entitas teroris. Namun, Trump menekankan bahwa akan ada “konsekuensi besar” jika para sandera tidak segera dibebaskan dan meminta agar semua sandera dibebaskan segera. Ia juga mengingatkan pemimpin Hamas untuk meninggalkan Gaza sambil masih memiliki kesempatan.
AS sedang bernegosiasi dengan Hamas untuk pembebasan sandera, dengan Israel sebagai bagian dari konsultasi sebelumnya. Pernyataan ini muncul setelah Trump bertemu dengan mantan sandera yang baru dibebaskan dan mendukung tindakan ini sebagai kepentingan terbaik rakyat Amerika.
Negosiasi antara Hamas dan AS dilaporkan berlangsung di Qatar, dengan perwakilan Hamas bertemu dengan utusan AS. Qatar, sekutu utama AS di Timur Tengah, telah memainkan peran penting dalam perundingan politik sensitif di kawasan, termasuk gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Saat ini, masih terdapat 59 sandera yang ditahan di Gaza, termasuk warga negara AS, dan negosiasi ini juga akan membahas kemungkinan perjanjian yang lebih luas untuk mengakhiri konflik.