Paskah dan Pengharapan: Makna dan Perayaan yang Menginspirasi

by -18 Views

Mgr Maksimus Regus, Uskup Keuskupan Labuan Bajo dan Pengajar di Unika Santu Paulus Ruteng, Flores, menekankan bahwa Peringatan Kebangkitan Kristus atau Paskah bukan sekadar sebuah perayaan keagamaan, tetapi memiliki kekuatan simbolis dan spiritual yang kuat. Paskah hadir sebagai suara profetik yang mengajak kita semua untuk merenung dan bertindak. Dalam terang Paskah, terdapat tiga dimensi pengharapan yang relevan yaitu pemulihan, perjumpaan, dan pengutusan.

Pemulihan yang diwakili oleh kebangkitan Kristus merupakan tanda pemulihan total bagi manusia. Relasi antara manusia dengan Allah, sesama, dan alam dipulihkan melalui kematian-Nya. Ragam persoalan bangsa seperti ujaran kebencian, polarisasi politik, perpecahan sosial, dan kerusakan ekologis menuntut pemulihan menyeluruh melalui membangun kembali kepercayaan publik, menegakkan keadilan sosial, dan memulihkan harmoni ekologis.

Selain itu, Paskah juga menceritakan kisah perjumpaan, di mana ketika Maria Magdalena dan para murid bertemu dengan Kristus yang bangkit, hidup mereka berubah. Dalam dunia yang semakin paradoksal, perjumpaan sejati menjadi kebutuhan untuk memperkuat hubungan antarmanusia. Ini bukan hanya sekedar bersama, tetapi juga menyapa, memahami, dan menghargai satu sama lain.

Paskah juga merupakan panggilan untuk mengutus, Kristus yang bangkit mengutus para murid-Nya untuk membawa kabar sukacita, memperjuangkan kebenaran, dan menjadi terang dalam masyarakat. Sebagai warga negara, kita diutus untuk tidak tinggal diam atas ketidakadilan, tidak berpaling dari penderitaan, dan tidak menyerah dalam membangun masa depan yang lebih baik bersama. Paskah membawa pesan untuk bangkit bersama, dari keputusasaan menuju harapan, dan dari keterbelahan menuju rekonsiliasi. Paskah menjadi saat untuk menguatkan semangat kebangsaan yang adil dan manusiawi, untuk menjadikan Indonesia sebagai ruang pengharapan.

Source link