Kegagalan Lando Norris dalam kualifikasi Jeddah disebabkan oleh kurangnya kegiatan naluriah dalam mengemudi mobil 2025. Insiden tersebut terjadi saat Norris kehilangan kendali atas McLaren-nya dan menabrak dinding setelah melintasi Tikungan 4 yang tidak rata. Dampak dari kecelakaan itu membuatnya turun dari posisi terdepan ke posisi ke-10, sementara rekan setimnya, Max Verstappen dari Red Bull, sukses melaju ke depan dengan selisih waktu 0,010 detik. Kejadian terbaru ini memperkuat kesimpulan bahwa penurunan performa Norris disebabkan oleh perubahan yang tak terduga dalam mobil McLaren yang membuatnya sulit dikendalikan di batas maksimumnya.
Meskipun Norris sempat kehilangan kepercayaan diri di Bahrain sebelumnya, ia mulai merasa lebih nyaman dengan mobilnya di Jeddah bersama dengan Piastri sebelum mengalami kecelakaan di Q3. Menurut Andrea Stella, Norris sudah melakukan langkah maju dengan mobilnya, meskipun masih kurang dalam satu persen terakhir untuk mencapai keselarasan yang diinginkannya. Menariknya, tantangan yang dihadapi Norris dalam mengemudi McLaren juga dihadapi oleh juara dunia tujuh kali, Lewis Hamilton, yang harus bekerja keras untuk mengeluarkan potensi penuh dari mobilnya yang sulit diprediksi.
Dalam era mobil F1 generasi saat ini yang dianggap terlalu cepat untuk dipikirkan, para pembalap harus benar-benar menyatu dengan mobil mereka agar dapat mengendarainya secara naluriah. Stella menegaskan bahwa Norris harus merasa percaya diri dengan kemampuannya dalam mengemudi mobil, dan McLaren bertanggung jawab untuk memberinya mobil yang sesuai dengan bakatnya. Dengan demikian, penyesuaian perlu dilakukan untuk meningkatkan performa Norris di lintasan balap yang cepat dan menuntut.