Federasi Ototomotif Internasional (FIA), Formula 1, dan tim-timnya telah berdiskusi mengenai mekanisme dalam peraturan mesin untuk tahun 2026. Hal ini dimaksudkan untuk memungkinkan pabrikan yang tertinggal dapat mengejar dan menyusul, serta untuk memperbaiki masalah terulangnya insiden kebakaran rumput saat Grand Prix Jepang. Pada pertemuan terakhir Komisi F1, di Jenewa, pada Kamis (24/4/2025), peraturan mesin 2026 menjadi pembahasan utama. Kesepakatan dasar telah dicapai antara semua tim untuk memberikan keleluasaan kepada pabrikan tertinggal dengan menggunakan jam-jam dyno tambahan dan ruang tambahan anggaran mesin. Diskusi juga mengenai proposal pengurangan komponen listrik pada power unit tahun depan guna menghindari situasi di mana mobil harus melambat secara signifikan di lintasan lurus karena baterai kehabisan daya. Dalam konteks ini, prinsipal Mercedes F1, Toto Wolff, dan Christian Horner dari tim Red Bull, menyuarakan pendapat yang berbeda mengenai proposal ini. Selain itu, FIA juga menyebutkan bahwa ada kesepakatan untuk menyelidiki bahan skid alternatif (baja) dan perawatan potensial di beberapa sirkuit guna mencegah kebakaran rumput di sirkuit. Beberapa aspek lain yang perlu dibenahi termasuk amandemen untuk menerapkan strategi dua pemberhentian wajib di Grand Prix Monako dan penyesuaian untuk tunjangan belanja modal bagi pendatang baru.
Solusi Mesin F1 2026 dan Kebakaran Rumput: Komisi Bahas
