Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, telah membentuk tiga satuan tugas baru untuk menindaklanjuti hasil negosiasi tarif ekspor yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Langkah ini diambil setelah Presiden menerima laporan hasil negosiasi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengenai perkembangan tarif impor yang diberlakukan oleh Trump.
Dalam menguraikan hasil negosiasi tersebut, Airlangga menjelaskan bahwa delegasi Indonesia telah melakukan pertemuan dengan berbagai pejabat tinggi Amerika, termasuk United States Trade Representative, Secretary of Commerce, dan Secretary of Treasury. Selain itu, pertemuan juga dilakukan dengan Direktur National Economic Council serta perwakilan dari negara lain.
Presiden menginginkan pendekatan win-win solution pada negosiasi ini, dan meminta agar Indonesia tidak melakukan diskriminasi antara satu negara dengan negara lainnya. Oleh karena itu, tiga satuan tugas khusus dibentuk, yaitu Satgas Perundingan Perdagangan, Investasi, dan Keamanan Ekonomi, Satgas Perluasan Kesempatan Kerja dan Mitigasi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), dan Satgas Deregulasi Kebijakan.
Tujuan dari pembentukan ketiga satuan tugas ini adalah untuk mempercepat harmonisasi regulasi guna mendukung investasi dan perdagangan internasional. Diharapkan bahwa kolaborasi yang dilakukan oleh ketiga satuan tugas ini dapat membantu dalam mempercepat proses perizinan berusaha dan peningkatan iklim investasi.
Airlangga menekankan bahwa melalui langkah-langkah ini, Indonesia berupaya untuk mengamankan peluang dari negosiasi yang dilakukan dengan Amerika Serikat dan negara mitra lainnya. Dengan begitu, diharapkan bahwa hasil dari negosiasi ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi perekonomian Indonesia.
