Hari Buruh Internasional yang diperingati setiap tanggal 1 Mei, seringkali dijadikan momentum untuk mengenang perjuangan para pekerja. Setelah berpartisipasi dalam peringatan May Day, menonton film Indonesia yang mengangkat isu buruh dapat menjadi pilihan yang relevan. Film tidak hanya sebagai sarana hiburan semata, tetapi juga sebagai media pendidikan dan informasi yang dapat menyampaikan pesan dari sutradara dan penulis naskah kepada penonton. Beberapa sineas Indonesia bahkan berani mengangkat isu buruh dalam karya-karya mereka, termasuk film dokumenter yang diangkat dari kisah nyata.
Salah satu film Indonesia yang mengangkat isu buruh adalah “Kisah 3 Titik” yang dirilis tahun 2013 dan disutradarai oleh Bobby Prabowo. Film ini mengisahkan tentang tiga perempuan yang memiliki nama yang sama, yaitu Titik, namun memiliki kisah tragis yang berbeda-beda. Titik Sulastri, yang diperankan oleh Ririn Ekawati, merupakan seorang buruh pabrik yang harus berjuang sendiri untuk tetap bekerja setelah suaminya meninggal, sementara Titik Dewanti Sari, yang diperankan oleh Lola Amaria, harus menghadapi hancurnya karirnya akibat skandal. Sementara Titik Tomboy, diperankan oleh Marsyam Supraba, adalah seorang anak preman yang berjuang untuk keadilan.
Film lain yang mengangkat isu buruh adalah film tentang Marsinah, seorang buruh pabrik yang meninggal secara misterius. Kasus kematiannya pada awal tahun 1990-an menggemparkan banyak orang dan film dokumenter tentang kehidupan Marsinah diangkat oleh Slamet Rahardjo. Film ini tidak hanya menggambarkan kisah nyata Marsinah, tetapi juga menambahkan dramatisasi untuk menyampaikan kegetiran hidup pada masa tersebut.
Selain itu, film “Minggu Pagi di Victoria Park” oleh Lola Amaria juga menceritakan tentang realitas kehidupan pekerja migran di Hong Kong. Film ini memperoleh beberapa nominasi dalam Piala Citra dan menyoroti kehidupan pekerja migran yang saling mendukung dan menyemangati di Victoria Park setiap minggu pagi. Sedangkan “Pabrik Gula” adalah film horor yang menggambarkan keseharian para buruh di pabrik gula, serta menyoroti ketimpangan sosial, jam kerja, upah, dan buruh yang dijadikan tumbal. Film ini viral karena diangkat dari kisah nyata di salah satu pabrik gula di Jawa Tengah.