Pujian Terhadap MBG: Anak Sekolah Malaysia Berangkat Penuh Energi

by -11 Views

Suasana penuh haru dan hangat menyelimuti lobi Hotel Grand Hyatt Kuala Lumpur saat Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, tiba untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-49 ASEAN pada Minggu malam. Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal dan bekerja di Malaysia menyambut kedatangan Presiden dengan antusiasme. Salah satu dari mereka, Kamaludin, seorang perantau asal Gayo Lues, Aceh, merasa sangat tersentuh bisa bertemu langsung dengan Presiden setelah sekian lama hanya bisa melihatnya dari kejauhan.

Kamaludin, dengan mata berbinar, menyatakan kebahagiannya, “Saya datang khusus untuk bisa bertemu dengan Pak Presiden. Ini adalah momen yang sangat istimewa bagi saya. Saya selama ini hanya melihat beliau melalui media. Tapi hari ini, bisa berjabat tangan langsung. Rasanya sungguh luar biasa.” Menyoroti sikap ramah dan keterbukaan Presiden terhadap diaspora Indonesia, Kamaludin menambahkan, “Pak Prabowo sangat ramah. Beliau menerima kami dengan hangat, membuat kami merasa dihargai. Momen ini sungguh berkesan dan sulit untuk dilupakan.”

Sebagai perantau yang berasal dari kampung, Kamaludin mengapresiasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas oleh Presiden. Baginya, program tersebut tidak hanya sekadar inisiatif, tetapi juga sebagai bukti bahwa negara selalu ada untuk rakyat kecil. Kamaludin membagikan pengalamannya, “Saya tahu rasanya berangkat sekolah tanpa makan karena saya dari kampung. Banyak anak-anak yang mengalami hal serupa. Tetapi Pak Prabowo bisa merasakan dan melihat penderitaan mereka. Itulah yang membuat hati saya tersentuh.” Selain itu, Kamaludin juga mengusulkan agar pemerintah membentuk pusat pengaduan atau call center di setiap provinsi untuk mengakomodasi suara rakyat terkait pelaksanaan program-program nasional.

Pada akhir wawancara, Kamaludin tanpa ragu menyamakan Prabowo dengan sosok Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno. Dengan keyakinan baru, Kamaludin menyatakan, “Dulu saya ragu dengan Pak Prabowo. Tetapi setelah melihat langsung kepemimpinannya dan program-programnya, pandangan saya berubah. Orang-orang korup bisa ditindak dalam waktu singkat. Saya berani bilang, mungkin Pak Prabowo ini adalah Soekarno kedua.”

Source link