Mohammed Ben Sulayem, Presiden FIA, mengungkapkan hasrat dan kesediaannya untuk bertarung dalam sebuah wawancara dengan GP Racing. Pernyataan dukungan dari 36 klub mobil, termasuk Fabiana Ecclestone sebagai wakil presiden FIA untuk Olahraga – Amerika Selatan, merupakan langkah strategis menjelang pemilihan presiden FIA Desember ini. Sebagai calon presiden FIA, hal utama yang harus dilakukan adalah meraih dukungan global dengan menentukan daftar pendukung yang sesuai dengan aturan FIA. Proses pencalonan ini membutuhkan pengumpulan dukungan dari berbagai wilayah, dan hanya bisa mendukung satu calon presiden.
Mencalonkan diri sebagai presiden FIA bukanlah tantangan yang mudah, karena harus memastikan memiliki wakil presiden dan anggota pendukung yang telah dikonfirmasi. Sebagaimana telah terjadi sebelumnya, incumbent presiden memiliki keunggulan jika mendapatkan dukungan total hanya dari satu wilayah, sehingga bisa menghambat potensi penantang. Hal ini bisa dilihat dari pengalaman David Ward yang membatalkan tantangannya terhadap Jean Todt pada 2013. Fokus dari kampanye Ben Sulayem saat ini didasarkan pada angka dan dukungan yang dia dapat, bukan hanya pada kata-kata.
Pada akhirnya, perubahan dalam statuta FIA yang direncanakan dalam Sidang Umum bulan depan akan memperkuat posisi petahana. Rezim Ben Sulayem menuai kontroversi, terutama ketika Robert Reid mengundurkan diri dari jabatannya sebagai wakil presiden olahraga. Reid mengkritik tata kelola yang dianggapnya kurang transparan dan terkesan sentralistik di bawah kekuasaan presiden. Meskipun dalam manifesto kampanyenya Ben Sulayem berjanji tata kelola yang lepas tangan, situasi keuangan FIA yang genting menunjukkan realitas yang lebih rumit. Dalam konteks ini, dukungan dari klub-klub mobil hanya menjadi sisi lain dari kisah politik di dunia olahraga ini.
