Kisah Kekuatan Cinta dalam Tradisi Gowok Kamasutra Jawa

by -10 Views

Calon suami harus lebih dari sekadar persiapan materi, tetapi juga harus mampu memberikan pelayanan terbaik kepada istri guna kelangsungan hidup perkawinan. Film “Gowok Kamasutra Jawa” menggambarkan kesiapan calon suami untuk menjadi pria yang luar biasa dan berdampak pada kehidupan keluarga. Dalam budaya Jawa kuno, gowok adalah seorang dukun perempuan yang bertugas mengajari calon suami cara melayani istri dengan memberikan pelajaran tentang aspek seksual dan kehidupan berumah tangga. Tanggung jawab gowok adalah membimbing laki-laki tentang bagaimana mencintai, menghargai, dan mengenal tubuh perempuan. Keyakinan gowok adalah bahwa perlakuan yang tulus terhadap istri diatas ranjang akan memberikan kekuatan dan menjaga keutuhan keluarga, namun jika disalahgunakan dapat berdampak fatal. Peran istri sangat penting dalam menjaga keseimbangan dalam rumah tangga, hal ini diajarkan oleh gowok, Nyai Santi yang diperankan oleh Lola Amaria.

Sebelum mengajarkan calon suami, gowok Nyai Santi selalu melaksanakan ritual tertentu yang harus dilakukan tanpa disaksikan oleh siapapun. Namun, kedatangan Ratri, murid dari Nyai Santi yang tidak sengaja bertemu dengan Jaya, menjadi awal dari kolaborasi yang tidak terduga. Pertemuan tak terduga ini membuat keduanya saling jatuh cinta, namun berbagai konflik timbul ketika gowok, Nyai Santi mengetahui hal tersebut. Pasangan muda ini berjanji untuk menikah setelah Ratri menyelesaikan sekolahnya di Semarang, namun berbagai rintangan menghalangi kebahagiaan mereka. Tradisi gowokan yang pada awalnya diharapkan untuk melatih suami dalam memperlakukan istri dengan baik, mulai tergeser dan dianggap tabu karena dikaitkan dengan praktik prostitusi.

Film “Gowok Kamasutra Jawa” menyajikan kisah yang penuh konflik dan romansa yang bisa disaksikan di bioskop pada tanggal 5 Mei 2025. Tradisi gowok mengajarkan tentang kehidupan berumah tangga yang baik, di mana suami diharapkan bisa setia dan menghargai istri. Meskipun terkesan tabu dan vulgar, tradisi gowokan di Banyumas dan sekitarnya mulai punah seiring dengan perkembangan zaman. Selanjutnya, kalian bisa menyaksikan kelanjutan cerita ini di Film “Gowok Kamasutra Jawa”.

Source link