Desa Sinema Kepunduhan Kabupaten Tegal memiliki cerita unik di tengah hiruk pikuk kehidupan pedesaan. Warga desa tersebut ternyata lebih mahir dalam menyusun dialog film daripada menumpuk jerami. Kamera sering dipinjam daripada digunakan untuk pertanian. Bahkan anak-anak SMK yang dulunya hanya pandai memperbaiki traktor, kini belajar tentang struktur cerita film. Dibantu oleh para seniman dan pendidik, mereka mulai mengekspresikan bahasa Tegalan mereka yang sebelumnya dianggap kampungan.
Pekan Film Tegal yang digelar mulai 12-14 Juni 2025 menampilkan film-film berkualitas dengan bahasa lokal. Dalam acara ini, tiket gratis tanpa popcorn dan makanan mewah. Para penonton dibawa pada pengalaman sinema yang tidak bisa disamai oleh layanan streaming. Salah satu film unggulan membahas pernikahan dini dengan logat ringan khas Tegalan.
Kegigihan para pemain di Desa Kepunduhan berhasil memikat hati pejabat setempat. Mereka datang untuk memberikan dukungan pada perhelatan film di desa tersebut. Para tamu undangan memberikan pujian, namun warga berharap dukungan itu juga diikuti dengan anggaran yang nyata. Meski masih dalam proses pengembangan, Sinema Desa Kepunduhan memiliki semangat gotong royong dan keikhlasan dalam berkarya.
Melalui sinema lokal, Desa Kepunduhan mengingatkan bahwa karya film tidak harus berasal dari gedung megah. Mereka menjunjung tinggi niat tulus dan semangat berkarya, meskipun belum sepenuhnya viral seperti film-film terkenal lainnya. Saifullah, utusan dari Kementerian Kebudayaan, berharap pemerintah daerah memberikan perhatian dan peluang yang lebih besar bagi perkembangan sinema lokal ini. Desa Sinema Kepunduhan menawarkan cerita yang autentik dan memikat untuk ditonton oleh seluruh dunia.