Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengakui bahwa dia tidak berhasil mencapai kemajuan dalam upaya mengakhiri perang di Ukraina setelah berbicara dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Namun, Kremlin menegaskan bahwa Rusia akan tetap berpegang pada tujuannya dalam konflik tersebut. Dalam kecaman terhadap hasil percakapan mereka, Trump mengungkapkan ketidakpuasannya kepada media. Meskipun kerap menunjukkan pendekatan yang lebih lunak terhadap Rusia sejak kembali menjabat, Trump akhir-akhir ini mulai menunjukkan tanda-tanda frustrasi, bahkan menolak tawaran Putin untuk menengahi konflik lain dan menyarankan agar Rusia fokus pada Ukraina. Kremlin melaporkan bahwa Putin menegaskan kepada Trump bahwa Rusia tidak akan mengubah tujuannya di Ukraina. Meski masih terbuka untuk perundingan damai, Moskow telah menolak proposal gencatan senjata dari AS selama berbulan-bulan. Di tengah ketegangan ini, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, melakukan kunjungan ke Denmark untuk memperkuat hubungan dengan Uni Eropa dan NATO. Dalam konteks penundaan sebagian pengiriman senjata dari AS ke Ukraina, Zelensky kembali menekankan dukungannya terhadap gencatan senjata tanpa syarat. Serangan udara Rusia dilaporkan menewaskan delapan orang di Ukraina, sementara Kyiv meminta klarifikasi dampak penundaan bantuan militer dari AS. Sementara Rusia terus menyerukan penghentian pengiriman senjata dari Barat, situasi Ukraina tetap kompleks dan harapan damai tampaknya masih jauh dari realitas.
Trump Akui Kegagalan dalam Membicarakan Damai dengan Putin tentang Perang Ukraina
