Perlombaan perahu tradisional Pacu Jalur di Sungai Kuantan, Riau, menjadi sorotan publik belakangan ini. Video pendayung cilik dengan gerakan khasnya yang memukau memikat perhatian masyarakat Indonesia dan mancanegara. Tradisi Pacu Jalur tidak sekadar perlombaan, melainkan cerminan nilai kebersamaan, semangat juang, dan penghormatan terhadap alam.
Filosofi dan makna Pacu Jalur dari Kuantan Singingi, Riau, memiliki nilai luhur yang diwariskan dari generasi ke generasi. Proses pembuatan jalur perahu khas tersebut mencakup ritual adat untuk menghormati alam sebelum menebang pohon sebagai bahan baku. Anak Coki, posisi terdepan di perahu, biasanya diisi oleh anak-anak karena bobot tubuh mereka yang ringan menjadikan jalur lebih stabil.
Gerakan tari Anak Coki di perahu memiliki filosofi tersendiri, seperti lambaian tangan ke arah sungai sebagai penghormatan kepada Batang Kuantan. Musik tradisional yang mengiringi menunjukkan semangat perjuangan dan kebersamaan Pacu Jalur. Aksi lincah para penari cilik dijalur kembali viral melalui tren “Aura Farming”, menarik perhatian jutaan penonton dari berbagai belahan dunia.
Dengan keunikan dan maknanya, Festival Pacu Jalur selalu dinantikan baik oleh warga lokal maupun wisatawan. Tradisi yang menghidupkan semangat kebersamaan, keharmonisan, dan penghargaan terhadap alam ini menginspirasi banyak orang dan menjadi daya tarik di berbagai platform digital.