Transforming Our Children’s Future with People’s School: Zero Costs, Discipline

by -16 Views

Setiap pagi, Juwita merasa sedikit lega. Dia tidak lagi khawatir harus membayar seragam sekolah, buku teks, atau bahkan makanan sehari-hari untuk anak laki-lakinya, Fachri. Sejak diluncurkannya program Sekolah Rakyat pada tahun akademik 2025-2026, beban keuangan yang dulu begitu berat ini mulai sedikit terangkat bagi Juwita. “Saya sangat bersyukur. Anak saya menjadi lebih rajin, dan sekarang dia berbicara kepada kami, orang tuanya, dengan lebih hormat. Ini membuat saya tersentuh – dia juga menjadi lebih mandiri. Di rumah, saya dulu mencuci pakaiannya, tetapi di sini, dia melakukannya sendiri,” ungkap Juwita saat berkunjung ke Sekolah Rakyat Menengah Pertama 6 Jakarta pada hari Senin (4 Agustus).

Fachri telah tinggal di asrama selama hampir sebulan. Perubahan yang dia tunjukkan bukan hanya tentang kemandirian, tetapi juga rutinitas harian yang lebih sehat. “Di sini, vitaminnya diurus, makanannya terjamin. Saya sangat berterima kasih kepada Presiden,” katanya. “Anak saya sekarang lebih bahagia, dan dia jauh lebih antusias,” tambahnya.

Dian, seorang orang tua lain yang anak laki-lakinya, Aditya, juga bersekolah di sekolah yang sama, menyampaikan rasa syukurnya yang sama. Bagi Dian, Sekolah Rakyat adalah jawaban atas doanya – agar anaknya belajar disiplin dan keluarganya mendapatkan bantuan keuangan. “Saya benar-benar bahagia. Saya pikir ini adalah satu-satunya cara anak saya bisa belajar mandiri, untuk menjadi lebih dewasa daripada sebelumnya,” ujarnya, suaranya penuh emosi.

Menurut Dian, transformasi terlihat tidak hanya pada sikap Aditya, tetapi juga pada kesejahteraan fisiknya. “Syukurlah, dia sedikit gemuk dan terlihat jauh lebih bersih sekarang. Dia dulu begitu sulit diberi makan – bahkan meminta dia makan dua kali sehari saja itu sebuah perjuangan. Tetapi di sini, segalanya terjadwal – makanan, aktivitas, doa, dan belajar Al-Qur’an. Saya benar-benar berterima kasih karena Sekolah Rakyat telah membantu kami begitu banyak,” paparnya.

Bagi orang tua seperti Juwita dan Dian, Sekolah Rakyat bukan hanya program pendidikan. Ini adalah tali pengaman bagi keluarga kelas pekerja yang telah lama berjuang untuk mampu memberikan pendidikan yang layak untuk anak-anak mereka. “Saya sangat berterima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto – terutama karena sekarang pendidikan anak saya sepenuhnya didukung, mulai dari makanan hingga seragam hingga buku catatan. Sebagai orang tua dari latar belakang pendapatan menengah bawah, saya benar-benar menghargainya,” kata Juwita.

Dian juga tak kuasa menahan emosinya saat mengungkapkan rasa terima kasihnya. “Terima kasih kepada Presiden telah menciptakan Sekolah Rakyat, dan membuatnya menjadi mungkin bagi anak saya untuk berada di sini. Satu-satunya yang bisa saya lakukan adalah mengucapkan terima kasih. Saya harap dia terus sukses, tetap sehat, diberkahi dengan keberuntungan yang melimpah, dan keluarganya selalu dalam keadaan baik. Seribu terima kasih padanya,” ujarnya dengan tulus.

Bagi keluarga seperti mereka, Sekolah Rakyat lebih dari sekedar tempat belajar. Ini adalah ruang harapan yang diperbaharui – di mana beban hidup terasa sedikit lebih ringan, anak-anak tumbuh menjadi individu mandiri, dan masa depan terasa sedikit lebih pasti.

Source link