Ilmuan berhasil memetakan perkembangan cadangan sel telur dalam ovarium primata, membuka wawasan baru dalam biologi reproduksi. Keterbukaan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan penanganan penyakit seperti Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS), menurut penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature Communications. Ovarium adalah organ penting dalam reproduksi wanita, yang berperan dalam produksi sel telur dan hormon seks. Proses perkembangan ovarium dimulai saat embrio berusia sekitar enam minggu.
Di tahap awal, sel bakal telur membentuk sarang dan dilepaskan untuk kemudian diselimuti oleh sel pregranulosa. Kombinasi dari sel telur dan sel pregranulosa ini membentuk folikel primordial yang merupakan bagian utama dari cadangan ovarium. Folikel primordial sangat penting dalam menjaga fungsi ovarium, memastikan produksi sel telur matang dan hormon. Masalah kesehatan reproduksi sering kali berasal dari disfungsi folikel primordial, termasuk infertilitas dan PCOS. Namun, proses pembentukan folikel primordial selama kehamilan masih perlu dipahami lebih lanjut.
Dalam studi ini, ilmuwan menggunakan monyet sebagai subjek studi karena fisiologi mereka menyerupai manusia. Mereka menemukan bahwa sel pregranulosa terbentuk dalam dua gelombang dan folikel primordial baru muncul pada gelombang kedua, sekitar 41-52 hari setelah pembuahan. Penemuan ini mengejutkan dan membawa harapan untuk mengidentifikasi akar penyebab masalah cadangan ovarium. Temuan lainnya termasuk fakta bahwa ovarium mengalami proses latihan folikulogenesis sebelum kelahiran, yang dapat memberikan wawasan berharga tentang penyebab PCOS.
Meskipun penelitian ini membuka jalan bagi pemahaman yang lebih besar tentang kesehatan reproduksi perempuan, para peneliti mengakui bahwa diperlukan data lebih lanjut dan studi lanjutan untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap. Hasil penelitian ini memiliki potensi besar untuk membawa perubahan signifikan dalam pemahaman kita tentang kesehatan reproduksi wanita.