Animator asal Pakistan, Junaid Miran, telah mengungkapkan niatnya untuk menggugat pembuat film animasi “Merah Putih: One for All”. Junaid merasa bahwa film tersebut menggunakan karakter-karakter buatannya tanpa izin. Sebanyak enam karakter buatan Junaid digunakan dalam film tersebut tanpa memberikan kredit atau kompensasi kepada sang animator.
Dengan didukung oleh dorongan dari berbagai pihak, Junaid akan melanjutkan upayanya untuk menggugat pembuat film animasi tersebut. Ia telah menyatakan niatnya untuk menyewa pengacara dan mengambil langkah hukum untuk melindungi hak ciptanya. Junaid juga berharap mendapatkan dukungan dari netizen dengan membeli karya-karyanya sebagai modal untuk pertarungan hukum di pengadilan.
Sementara itu, eksekutif produser dan sutradara film “Merah Putih: One for All”, Endiarto, memberikan tanggapannya terkait kritik yang muncul mengenai kemiripan film tersebut dengan aset dari Reallusion Content Store. Endiarto mengakui adanya kemiripan namun menegaskan bahwa hal tersebut merupakan hal yang sah. Menurutnya, animator yang terlibat telah bekerja keras untuk menciptakan karakter-karakter animasi dalam film tersebut.
Film animasi “Merah Putih: One for All” telah menjadi perbincangan kontroversial sejak awal, baik terkait kualitas animasinya, alur cerita, maupun anggaran produksi yang tinggi. Meskipun film ini tetap diputar di bioskop, namun hasilnya mengecewakan dan bahkan dianggap sebagai film terburuk sepanjang sejarah oleh sebagian netizen.
