Eks Karyawan Menyatakan Perilaku Buruk Rektor UP yang Dinonaktifkan, Dikaitkan dengan Wanita Simpanan

by -147 Views
Eks Karyawan Menyatakan Perilaku Buruk Rektor UP yang Dinonaktifkan, Dikaitkan dengan Wanita Simpanan

Banda Aceh – Rektor Universitas Pancasila (UP) yang nonaktif, Edie Toet Hendratno, mungkin saja mencoba mendalihkan diri terkait kasus yang menyeret namanya dalam dugaan pelecehan seksual yang diduga terkait dengan pemilihan rektor. Namun, kesaksian dari orang-orang di sekitarnya menunjukkan hal yang sebaliknya.

Menurut seorang mantan karyawan yang enggan disebutkan identitasnya kepada Inilah.com, apa yang dituduhkan oleh dua karyawan berinisial RZ dan DF adalah benar. Menurutnya, DF pernah bercerita bahwa ia dilecehkan oleh Edie, dengan menciumnya. Sedangkan korban RZ, dipegang dan dicium payudaranya.

“Saat kejadian, korban langsung menceritakan kepada saya. Korban DF dicium, sedangkan RZ dicium dan dipegang pada bagian payudaranya,” ujarnya di Jakarta, seperti yang dikutip pada Kamis (7/3/2024).

Dia juga menyebutkan bahwa Edie terkenal genit. Bahkan, ia pernah melihat Edie menatap tajam ke arah payudara seorang karyawan lain yang berinisial S saat sedang menggelar rapat. “Ada seorang bernama S, setiap rapat Edie selalu menatap mata karyawan tersebut dengan tidak santai, terutama melihat ke arah payudara,” katanya.

Mantan karyawan tersebut juga mengaku bahwa ia pernah menjadi korban ulah tidak pantas Edie, yang akhirnya membuatnya memutuskan untuk tidak lagi bekerja di kampus tersebut. Beruntungnya, ia tidak menjadi korban pelecehan seksual.

“Dulu saya pernah bertemu dengannya di ruangannya. Dia (Edie Toet) meminta saya mengambilkan sepatu dan memakainya. Setelah saya mengambilkan, saya tinggalkan di depannya dan langsung kabur ke luar ruangan, karena takut menjadi korban,” ujarnya dengan rasa takut.

Ketika ditanya tentang korban pelecehan seksual lainnya, dia mengatakan bahwa tidak mengetahui secara pasti, namun banyak kabar dan cerita mengenai hal itu. Perilaku bejat Edie, katanya, telah menjadi pembicaraan di kalangan supir kampus.

Dia juga menceritakan bahwa ada seorang karyawan lain yang berinisial A, seringkali tidur di kamar yang sama dengan Edie jika ada urusan di luar kota. Kabarnya, hal tersebut dilakukan atas kesepakatan bersama.

“Itu adalah cerita di antara para sopir kampus, bahwa A selalu tidur di kamar yang sama dengan rektor jika keluar kota. Bahkan ada salah satu sopir yang pernah bercerita bahwa Edie memiliki pacar yang masih muda, sekitar usia 20-an,” katanya.

Edie Siap Mengambil Tindakan Balik

Setelah menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya pada Selasa (5/3/2024), Edie berencana untuk mengambil tindakan hukum balik dengan membantah tuduhan pelecehan seksual terhadap RZ dan DF.

Hal ini diungkapkan oleh kuasa hukum Edie, Faizal Hafied. “Kita akan melakukan semua tindakan hukum yang diperlukan,” kata Faizal kepada wartawan, di Jakarta, pada Selasa (5/2/2024).

Faizal mengatakan bahwa tindakan hukum akan dilakukan untuk membantah tuduhan pelecehan seksual tersebut. Menurutnya, langkah hukum diambil untuk mengembalikan nama baik Edie. Namun, ia belum merinci bentuk tindakan hukum yang akan diambil. “Kita tunggu beberapa hari ke depan,” katanya.

Sebelumnya, Faizal juga menyebutkan adanya isu di balik tuduhan pelecehan seksual tersebut. Ia menyatakan bahwa kasus ini terkait dengan pemilihan rektor.

“Kami yakin bahwa tidak akan ada laporan polisi dilaporkan tanpa adanya proses pemilihan rektor. Hal ini sangat kental, karena ada pemilihan rektor pada bulan Maret ini, dan ada laporan-laporan yang dikemukakan untuk merusak reputasi klien kami,” kata Faizal.

Menurutnya, dengan adanya laporan ini dianggap sebagai pembunuhan karakter terhadap rektor Edie. Dengan munculnya kasus ini, lanjutnya, Edie Toet tidak dapat melanjutkan prestasinya.

“Ada laporan yang sudah lama, bahkan saat masih bekerja di UP, yang menyebabkan banyak berita yang tidak tepat menyebar dalam beberapa hari terakhir,” ujarnya.

Diketahui, dua korban dari dugaan pelecehan Edie berinisial RZ dan DF telah melaporkan ke polisi. DF telah melaporkan Rektor Universitas Pancasila ke Mabes Polri. Laporan tersebut terdaftar dengan nomor STTL/36/I/2024/Bareskrim.

Berdasarkan keterangan dari para pelapor, peristiwa tersebut terjadi pada bulan Februari 2023 lalu dan korban merupakan pegawai universitas tersebut. Saat itu, korban diminta untuk datang ke ruang Edie, lalu Edie tiba-tiba mencium pipi korban dan meraba bagian sensitifnya. Korban awalnya enggan melaporkan peristiwa tersebut karena takut. Namun, akhirnya pada Januari 2024, korban melaporkan kasus tersebut ke Polda Metro Jaya.