Satu dari Tiga Pelajar di Indonesia Berpotensi Mengalami Bullying

by -153 Views
Satu dari Tiga Pelajar di Indonesia Berpotensi Mengalami Bullying

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengumumkan bahwa berdasarkan hasil Asesmen Nasional pada tahun 2022, sekitar 36,31 persen atau satu dari tiga peserta didik di Indonesia berpotensi mengalami bullying atau perundungan.

“Kasus perundungan maupun kekerasan lainnya yang terjadi di sekolah sudah sangat memprihatinkan,” kata Kepala Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kemendikbudristek, Rusprita Putri Utami dalam keterangannya di Jakarta pada Jumat (20/10/2023).

Sejak tahun 2021, Puspeka telah bekerja sama dengan UNICEF Indonesia untuk melaksanakan program bimbingan teknik (bimtek) Roots di 10.708 satuan pendidikan, melatih 20.101 fasilitator guru, dan membentuk 51.370 siswa agen perubahan.

Untuk tahun 2023, targetnya adalah melaksanakan bimtek Roots secara luring dan daring di 2.750 satuan pendidikan jenjang SMP, SMA, dan SMK, serta melakukan refreshment pada 180 orang fasilitator nasional.

Program Roots adalah program pencegahan kekerasan, khususnya perundungan. Selama dua tahun pelaksanaannya, program ini telah mendorong 34,14 persen satuan pendidikan untuk membentuk tim pencegahan kekerasan.

Salah satu provinsi yang mendapat apresiasi dari Kemendikbudristek dalam upaya mencegah kekerasan di lingkungan pendidikan adalah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Sumut), terutama Dinas Pendidikan Provinsi Sumut.

Rusprita berharap seluruh satuan pendidikan di Provinsi Sumatra Utara segera membentuk Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK), karena TPPK akan menjadi garda depan dalam upaya pencegahan kekerasan di satuan pendidikan.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara, Asren Nasution, menegaskan komitmennya untuk mempercepat pembentukan TPPK di seluruh satuan pendidikan di Provinsi Sumatera Utara.

“Asren mengatakan target akhir bulan Oktober ini semua TPPK sudah terbentuk. Jangan ragu dengan komitmen Sumut,” ujar Asren.

Asren juga menyatakan bahwa Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara akan proaktif dalam melaksanakan program anti-perundungan, termasuk dengan menyelenggarakan bimtek Roots.

Agus Tripriono, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, menambahkan bahwa upaya pencegahan dan penanganan kekerasan pada anak tidak hanya menjadi tanggung jawab guru di sekolah, tetapi juga memerlukan kolaborasi dengan orang tua dan masyarakat.

“Mari kita berbenah menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi anak demi terciptanya generasi Indonesia emas pada tahun 2045,” katanya.

Sumber: Antara (link: https://news.republika.co.id/berita/s2tr03330/kemendikbud-1-dari-3-siswa-di-indonesia-berpotensi-alami-bullying)