Jejak Pembunuhan Ibu-Anak di Subang: Titik Terang Motif dan Pencairan Dana BOS Yayasan

by -132 Views
Jejak Pembunuhan Ibu-Anak di Subang: Titik Terang Motif dan Pencairan Dana BOS Yayasan

Kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat, masih menimbulkan pertanyaan mengenai motif dari para tersangka pelaku pembunuhan Titi Suhartini dan Amalia Mustika pada 18 Agustus 2021 lalu. Dalam kasus pembunuhan, terutama jika dilakukan dengan rencana, biasanya tidak akan ada motif yang nihil.

Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Jawa Barat mengklaim telah menemukan sedikit titik terang terkait motif pembunuhan. Namun, titik terang tersebut belum dapat diungkapkan kepada publik karena sedang dalam tahap pemeriksaan saksi dan tersangka.

“Sedikit banyak kita sudah mulai terbuka, jika semua keterangan sudah sesuai, kita akan menyampaikan hasil penyelidikan tersebut,” kata Direktur Kriminal Umum Polda Jabar Kombes Pol Surawan kepada wartawan di Mapolda Jabar.

Surawan menjelaskan bahwa setelah melakukan pemeriksaan terhadap beberapa pengurus Yayasan Bina Prestasi Nasional milik Yosep Hidayah pada Kamis, 26 Oktober 2023, mereka mulai menemukan titik terang terkait motif pembunuhan tersebut. Mereka yang diperiksa adalah pengurus dari keluarga korban dan tersangka, serta mantan kepala sekolah yayasan.

Dalam pemeriksaan tersebut, penyidik menanyakan tentang pengelolaan dana sekolah. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa yayasan tersebut berdiri secara legal. Namun, ditemukan adanya data siswa fiktif di yayasan tersebut.

“Secara legal, yayasan ini berdiri dengan benar, namun secara operasional tidak ada siswanya,” kata Surawan.

Penyidik sedang menghitung jumlah data siswa fiktif di yayasan tersebut setiap tahun. Bahkan, salah satu tersangka, M Ramdanu alias Danu, mengakui bahwa beberapa tahun data siswa yang belajar di yayasan tersebut adalah fiktif.

Surawan mengatakan bahwa Yayasan Bina Prestasi Nasional yang mengelola pendidikan tingkat SMP dan SMK saat ini sudah tidak beroperasi. “Selama ini sudah jelas tidak ada operasional di sekolah, data siswanya juga fiktif,” ujar Surawan.

Penyelidikan lebih lanjut dilakukan untuk memahami lebih dalam mengenai keberadaan yayasan tersebut dalam hubungannya dengan motif pembunuhan ibu dan anak di Subang. Surawan menyebut bahwa pengelola yayasan dapat dijerat dengan tindak pidana baru terkait data siswa fiktif.