Bagaimana Cara Kerja Bom Spons Israel yang Digunakan untuk Memblokir Terowongan Gaza?

by -140 Views
Bagaimana Cara Kerja Bom Spons Israel yang Digunakan untuk Memblokir Terowongan Gaza?

Israel akan menggunakan bom spons sebagai alat strategis dalam operasi mereka untuk melawan jaringan terowongan Hamas di bawah kawasan Gaza. Bom spons ini menciptakan ledakan busa yang cepat mengembang dan mengeras untuk menutup celah atau pintu masuk terowongan yang mungkin digunakan oleh musuh. IDF (Pasukan Pertahanan Israel) telah menciptakan bom ini untuk menghadapi tantangan jaringan terowongan Hamas yang luas. Bom spons ini tidak mengandung bahan peledak dan IDF tidak memberikan banyak informasi tentang penggunaannya.

Hamas dilaporkan memiliki berbagai jenis terowongan yang luas dan panjang di bawah jalur pantai Gaza. Untuk melawan Hamas melalui jaringan terowongannya, Israel menggunakan bom spons ini. Pada tahun 2021, IDF menggunakan bom spons tersebut selama latihan di pangkalan militer Tze’Elim. Terowongan Hamas dikenal sebagai “Metro Gaza” dan dianggap sebagai tantangan bagi pasukan IDF. Bom spons ini ditempatkan dalam wadah plastik dan menggunakan dua cairan yang digabungkan menjadi bom untuk menutup jalur terowongan.

Untuk menemukan terowongan, IDF menggunakan tim khusus dalam korps teknik yang dilengkapi dengan radar penembus tanah, sensor udara dan darat, serta sistem pengeboran khusus. IDF juga memiliki peralatan khusus yang memungkinkan mereka melihat ke dalam tanah. Unit Yahalom, yang dikenal sebagai “musang”, adalah unit elit yang bertugas menemukan, membersihkan, dan menghancurkan terowongan. Tentara yang bergerak di bawah tanah mengandalkan teknologi termal karena kegelapan total di dalam terowongan.

Hamas mulai menggali terowongan di Gaza pada pertengahan tahun 1990-an. Terowongan ini menjadi alasan utama mengapa Hamas lebih kuat di Gaza daripada di Tepi Barat. Pada tahun 2005, pembuatan terowongan menjadi lebih mudah setelah Israel menarik tentara dan pemukimnya keluar dari Gaza, dan ketika Hamas memenangkan kekuasaan pada tahun 2006.

Sumber: Gelora