FGD Universitas BSI Digelar untuk Mencocokkan Dana

by -139 Views
FGD Universitas BSI Digelar untuk Mencocokkan Dana

Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) mengadakan Diskusi Kelompok Fokus (FGD) sebagai bentuk dukungan kepada dosen-dosen yang akan mengajukan proposal matching fund. Matching Fund atau yang sekarang disebut sebagai dana padanan adalah dukungan dari Pemerintah terhadap dana dan/atau sumber daya yang telah disediakan oleh pihak mitra untuk bekerja sama dengan perguruan tinggi.

Kegiatan FGD ini dilakukan secara hybrid pada hari Senin, 23 Oktober 2023. Acara tersebut dihadiri oleh Prof. Zainal A Hasibuan selaku Ketua Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komputer (APTIKOM) Indonesia, serta Diah Puspitasari selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik.

Dalam FGD ini, Diah Puspitasari sebagai Wakil Rektor I Bidang Akademik menekankan bahwa tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk mendiskusikan kriteria-kriteria yang diperlukan agar proposal matching fund yang diajukan memiliki potensi untuk mendapatkan dana padanan pada tahun 2024.

Dalam keterangan tertulis, Diah mengungkapkan, “Pada acara ini, peserta terlibat secara aktif melakukan diskusi di mana peserta tidak hanya mendengarkan pembicara, tetapi juga bertanya mengenai mitra yang diperlukan dalam dana padanan, serta pengadaan alat dan barang. Terus semangat kepada dosen Universitas BSI untuk meningkatkan dan aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan tridharma khususnya dibidang penelitian” (3/11/2023).

Sementara itu, Dr. Taufik Baidawi selaku Kepala LPPM Universitas BSI menunjukkan bahwa dana padanan tahun 2024 adalah peluang bagi dosen untuk aktif mengikuti serta berpotensi mendapatkan dana hibah dari kegiatan penelitian yang dilakukan oleh kelompok dosen.

Taufik berharap bahwa proposal yang diajukan oleh dosen-dosen bisa lolos pendanaan hibah dana padanan tahun 2024. Selain itu, Prof. Zainal A Hasibuan juga melihat pentingnya melakukan review terhadap draft proposal yang dimiliki oleh calon pengusul sebelum diajukan, untuk melihat kebaruan ide, metodologi, kelayakan anggaran, dan dampak yang diusulkan pada proposal tersebut.

“Kegiatan hibah matching fund dimulai dari permasalahan dari DUDI dan pemerintah dilanjutkan dengan pitching (interview dengan reviewer), kegagalan saat pitching itu biasanya karena kurang selarasan antara mitra DUDI atau Pemerintah dengan proposal yang dituliskan oleh pengusul. Jadi koordinasi dengan mitra itu sangat penting untuk kesuksesan saat pitching,” ungkap Zainal.

Sumber: Republika