Indonesia menempati peringkat ke-29 dari 32 negara dalam hal penggunaan ruang digital yang tidak sopan, menurut penelitian Microsoft. Menkominfo, Budi Arie Setiadi, mengatakan bahwa hal itu disebabkan oleh sejumlah faktor, salah satunya adalah penggunaan akun palsu. Budi juga menambahkan bahwa kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menggunakan ruang digital secara positif juga menjadi faktor lain. Oleh karena itu, ia menyerukan agar masyarakat menggunakan ruang digital dengan lebih baik. Budi mengingatkan bahwa penggunaan teknologi digital juga harus dijaga agar tidak mengarah ke hal-hal negatif, seperti penyebaran ujaran kebencian, fitnah, dan konten negatif lainnya.
Budi melihat bahwa salah satu tantangan terbesar dalam transformasi digital Indonesia adalah membangun masyarakat digital yang produktif dan positif. Transformasi digital yang sedang dicanangkan pemerintah dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat jika mereka dapat memanfaatkan teknologi digital secara produktif dan positif. Budi menegaskan bahwa Kementerian Kominfo berperan sebagai enabler, fasilitator, dan regulator menuju transformasi digital, dengan prinsip inklusif, memberdayakan, dan berkelanjutan.
Untuk mendorong pengembangan SDM yang handal di bidang digital, pemerintah telah meluncurkan program Digital Talent Academy (DTA) dan Digital Entrepreneurship Academy (DEA). Kedua program ini diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten di bidang digital dan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.
Selain itu, Executive Director Comsnets Representative ID, Ade Melita, mengatakan bahwa salah satu kunci untuk mempercepat transformasi digital di Indonesia adalah dengan membangun banyak “Silicon Valley” di Indonesia. Menurutnya, pembangunan “Silicon Valley” di Indonesia harus dimulai dari sektor pendidikan, dan pemerintah serta swasta perlu bekerja sama dalam membangun pusat-pusat pendidikan teknologi di berbagai daerah di Indonesia.
