Upaya BKKBN Memasukkan Data “Hidup” untuk Mengatasi Stunting dan Kemiskinan Ekstrem

by -125 Views
Upaya BKKBN Memasukkan Data “Hidup” untuk Mengatasi Stunting dan Kemiskinan Ekstrem

JAKARTA — Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyediakan data yang lengkap, akurat, dan terbaru untuk mengatasi stunting, kemiskinan ekstrim, serta masalah sosial ekonomi lainnya.

“Hasto Wardoyo, Kepala BKKBN, mengatakan bahwa data harus hidup, karena hasil pendataan keluarga akan menjadi tidak berguna jika data tersebut tidak hidup. Data yang hidup dapat menakutkan, menggembirakan, mengkhawatirkan, dan mencemaskan. Jika data tidak pernah membuat Anda merasa gembira, cemas, atau khawatir, berarti data tersebut tidak hidup,” kata Hasto dalam Forum Data Keluarga Nasional.

Data yang hidup adalah data dan informasi yang lengkap, akurat, dan terkini. Dari hasil Pemutakhiran Pendataan Keluarga tahun 2023, BKKBN menemukan jumlah keluarga berisiko stunting di Indonesia pada semester pertama dan kedua tahun 2023 menurun sebesar 1,77 juta keluarga. Jumlah entitas keluarga yang tercatat di seluruh Indonesia pada 2023 sebanyak 72.516.889 (KK/kepala keluarga).

Pada 1 September 2023 hingga 31 Oktober 2023, BKKBN melaksanakan verifikasi dan validasi data keluarga berisiko stunting. Jumlah keluarga berisiko stunting tahun 2023 semester pertama sebanyak 13.123.4182 dan semester kedua berjumlah 11.349.212 keluarga.

Hasto menekankan bahwa data merupakan hal yang penting, terutama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada bonus demografi tahun 2030. BKKBN berkomitmen untuk menyatukan visi pemerintah pusat dan daerah agar dapat mencapai zero angka kematian ibu dan zero angka kematian bayi.

Dokter Hasto juga menegaskan bahwa pendataan keluarga menghasilkan data mikro, lengkap dengan informasi karakteristik pemakaian kontrasepsi, pembangunan keluarga, karakteristik rumah layak huni, informasi geospasial, dan karakter-karakter sosial ekonomi. Data BKKBN telah dipercaya dan dapat dilakukan pemeringkatan dan dipertanggungjawabkan oleh berbagai kementerian dan lembaga.

Pemanfaatan data Pendataan Keluarga telah terbukti efektif, seperti dalam intervensi terhadap keluarga berisiko stunting oleh Kementerian PUPR dan Badan Pangan Nasional. Misalnya, data tersebut digunakan untuk memberikan bantuan stimulasi perumahan swadaya kepada keluarga berisiko stunting pada desil 1-4.