JANGKAUAN akses air bersih masyarakat yang dikelola perusahaan daerah untuk wilayah perdesaan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, masih minim. Sampai saat ini jangkauannya masih berada di kisaran 12,5% dari yang
ditargetkan pemerintah sebesar 60%.
Direktur Utama Perumdam Tirta Mukti Kabupaten Cianjur, Budi Karyawan,
mengatakan pemerintah pusat sudah mengamanatkan akses air bersih untuk
kebutuhan minum masyarakat di wilayah perkotaan ditargetkan sebesar 80%. Sementara di wilayah perdesaan, targetnya sebesar 60%.
“Kalau di wilayah perkotaan, cakupan akses air minum sebetulnya sudah cukup besar. Lebih dari 65%. Kalau tidak salah 67%. Tapi untuk cakupan di wilayah perdesaan memang masih kecil. Secara hitung-hitungan baru sekitar 12,5%,” tuturnya, Senin (3/6).
Baca juga : Kinerja Perumdam Tirta Mukti Cianjur Berada pada Peringkat 7 di Jawa Barat
Sebetulnya, lanjut dia, kalau digabung data akses air bersih dengan program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) menjadi cukup besar. Program tersebut merupakan bantuan dari Kementerian PUPR.
“Di Kabupaten Cianjur programnya ada di Dinas Perumahan dan Kawasan
Permukiman. Program itu mayoritas berada di perdesaan. Kalau digabungkan, cakupan akses air bersih di wilayah perdesaan mungkin sudah cukup tinggi,” terang dia.
Budi menuturkan ada berbagai faktor penyebab masih minimnya cakupan akses air minum di wilayah perdesaan. Salah satunya karena dipicu kondisi geografis karena wilayah Kabupaten Cianjur sangat luas.
Baca juga : Pencairan Bantuan Stimulan Rumah Rusak Akibat Gempa di Cianjur Disesuaikan Ajuan
“Terutama menjangkau akses air minum bagi masyarakat yang tinggal di
wilayah selatan. Apalagi yang tinggal di pelosok. Karakteristik permukiman di selatan itu kan antara satu dengan lainnya cukup jauh. Belum lagi kondisi geografis yang mayoritas merupakan wilayah pegunungan atau perbukitan. Cukup berat,” tegasnya.
Kejar target
Saat ini jumlah pelanggan air bersih di Kabupaten Cianjur lebih kurang
sebanyak 60 ribu sambungan. Perumdam Tirta Mukti sebagai perusahaan milik daerah terus berupaya menggenjot cakupannya agar bisa mencapai target yang ditetapkan pemerintah.
Baca juga : RSUD Sayang Cianjur Terima Bantuan Alat Radioterapi Kanker
Upayanya dilakukan melalui program sambungan air bersih bagi masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR). Termasuk membantu mengalokasikan akses air
bersih bagi keluarga penderita stunting.
Namun, lanjut Budi, bukan berarti pada pelaksanaannya tanpa kendala. Di
Kecamatan Cianjur misalnya yang merupakan pusat perkotaan, masyarakat
rata-rata lebih memilih menggunakan sumur artesis atau sumur bor daripada harus berlangganan air minum.
“Di wilayah Cianjur Kota itu ngebor tiga atau empat meter saja airnya sudah cukup bagus. Jadi, masyarakat lebih memilih menggunakan air sumur untuk aksesnya. Beda dengan di wilayah utara misalnya, karena karakteristik airnya payau, jadi ketika kita luncurkan program sambungan baru, pasti cepat mendaftar,” pungkasnya.