KONSULTAN emergensi rawat intensi anak FKUI-RSCM Prof Rismala Dewi mengatakan terdapat sejumlah cara yang perlu diperhatikan orangtua saat ingin menolong anak yang tenggelam di dalam kolam.
“Tenggelam merupakan salah satu kecelakaan, sesuatu yang tidak disengaja. Banyak kejadian ini terjadi pada anak-anak yang belum bisa
berenang dan bisa terjadi kematian karena hal tersebut,” kata Rismala, dalam sebuah diskusi daring, dikutip Kamis (14/11).
Menanggapi banyaknya bangunan yang memiliki kolam dan menjadi sarana bermain anak, Rismala menuturkan cara pertama untuk menolong anak yang tenggelam adalah tidak ikut masuk ke dasar kolam.
Hal ini bertujuan agar orang yang menolong tidak ikut tenggelam, mengalami second victim syndrome serta menambah kepanikan. Mengingat anak pasti sudah banyak menelan banyak air, panik dan pernapasannya terganggu.
Selanjutnya jika anak bisa diraih dalam posisi dekat seperti mendekat ke tepi kolam, orangtua yang menolong dapat segera meraihnya baik dari sisi depan atau belakang.
Rismala menekankan ketika anak sudah berada di sisi kolam, orang yang menolong harus segera memastikan bahwa anak tetap bernapas, tidak turun kesadaran dan tidak mengalami kedinginan akibat suhu air kolam yang dingin.
“Karena suhu turun akibat kolam, kita bisa hangatkan lalu lihat kondisinya apa dia mengalami sesak napas karena air kolam masuk,” ucap dia.
Sebaliknya, ketika orangtua merasa tidak mampu menolong anak yang tenggelam, Rismala meminta agar orangtua segera meminta bantuan pada orang-orang yang berada di lingkungan sekitar.
Jika dimungkinkan, katanya, orangtua perlu mencari orang yang cepat tanggap dan sudah terlatih untuk melakukan bantuan hidup dasar. Dengan demikian, anak akan mendapatkan pertolongan yang tepat.
“Setiap kita menghadapi kegawatan, kita harus minta tolong. Jadi ketika kita tidak bisa, jangan lakukan sendiri dan panik. Sebelum melakukan pertolongan, panggil (orang lain) dulu, bahwa di sini ada kecelakaan,” pungkas Rismala. (Ant/Z-1)