Mengapa Kita Sulit Berhenti Makan Kacang? Jelaskan!

by -23 Views

Mengapa Sulit Untuk Berhenti Saat Makan Kacang: Penjelasan Ilmiah yang Menarik

Pernahkah Anda merasa sulit untuk berhenti makan kacang atau keripik setelah mulai mengonsumsinya? Fenomena ini sebenarnya memiliki penjelasan ilmiah yang menarik. Pakar kesehatan menegaskan bahwa selain rasa yang lezat, tekstur makanan juga memainkan peran besar dalam meningkatkan keinginan untuk terus makan.

Menurut Paul Breslin, Ph.D., seorang pakar nutrisi dari Rutgers University, lidah tidak hanya peka terhadap rasa, tetapi juga terhadap tekstur makanan. Tekstur renyah yang dirasakan saat mengunyah kacang atau keripik dapat merangsang otak untuk terus menginginkan makanan tersebut. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Denis Lamothe, Psy.D., seorang ahli diet, yang menjelaskan bahwa dalam keadaan bosan, sedih, atau cemas, kita cenderung mencari makanan sebagai pelarian. Makanan renyah seringkali menjadi pilihan utama karena sensasi yang ditimbulkannya mampu memberikan kenyamanan emosional.

Tidak hanya tekstur, kandungan lemak dalam kacang atau keripik, terutama yang digoreng, juga memiliki peran penting. Lemak yang dirasakan oleh mulut dapat mengaktifkan bagian otak bernama orbitofrontal cortex, menciptakan sensasi kenikmatan yang mendorong kita untuk terus makan. Penelitian dari Oxford University menunjukkan bahwa makanan berlemak memiliki dampak signifikan pada otak, menjadikannya sulit untuk dihentikan.

Tidak hanya itu, tekstur makanan yang encer seperti yoghurt juga dapat membuat kita mengonsumsinya dalam jumlah besar. Makanan encer lebih cepat melewati sistem perasa, sehingga kita cenderung makan lebih banyak sebelum merasa kenyang. Kecenderungan untuk sulit berhenti makan makanan seperti kacang atau keripik disebabkan oleh kombinasi tekstur, rasa, dan kandungan lemak yang memengaruhi otak. Memahami mekanisme ini dapat membantu kita lebih bijak dalam mengontrol pola makan dan memilih camilan yang lebih sehat.