Rio Dewanto telah meluncurkan film terbarunya yang berjudul Pelangi di Mars. Film ini disutradarai oleh Upie Guava dan mengangkat genre fiksi ilmiah dengan tema keluarga. Menurut Upie Guava, cerita dalam film ini tentang seorang anak manusia bernama Pelangi yang hidup bersama para robot yang awalnya saling bertengkar dan tidak akur karena perbedaan. Namun, berkat keluguan Pelangi, hubungan di antara mereka menjadi harmonis dan indah.
Film Pelangi di Mars tidak hanya berfokus pada petualangan antariksa, tetapi juga menyoroti tentang persahabatan, ketangguhan, keberanian, dan harapan. Karakter Pelangi didalam cerita mewakili harapan baru yang selalu hadir. Film ini juga menunjukkan bagaimana teknologi dapat membantu manusia, dengan mengambil latar waktu di tahun 2090 di mana persediaan air di Bumi sangat terbatas.
Pelangi, seorang gadis berusia 12 tahun, adalah manusia pertama yang lahir dan tumbuh di Mars. Kehadirannya membawa harapan baru untuk Bumi karena membawa mineral bernama Zeonith Omega yang dapat membantu memurnikan air di Bumi. Selama proses syuting film ini, digunakan teknologi Extended Reality (XR) yang mencakup Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), dan Mixed Reality (MR).
Selain Rio Dewanto, film Pelangi di Mars juga dibintangi oleh Letusha, Messi Gusti, Livy Renata, Myesya Lin Adeeva, dan lainnya. Film ini diproduksi oleh Guava Film, DossGuava Studio, dan PFN, dan segera akan tayang di bioskop Indonesia. Menurut Rio Dewanto dan Letusha, pengalaman mereka dalam proses syuting film ini sangat menarik dan menyenangkan. Menampilkan kisah yang penuh imajinasi namun memberikan hasil yang memuaskan, Pelangi di Mars menjadi film fiksi ilmiah luar angkasa pertama di Indonesia yang patut ditonton oleh semua kalangan.