Persiapan Regulasi dan Pasokan untuk Maksimalkan Energi Nuklir di Indonesia

by -22 Views

KONVENSI Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI) 2025 diadakan di Sasana Budaya Ganesa (Sabuga) pada Jumat (8/8) sebagai ajang strategis bagi para pakar untuk membahas pengembangan energi nuklir dan energi terbarukan, dengan fokus pada kesiapan sains dan teknologi nuklir di Indonesia. Dalam forum ini, perwakilan dari berbagai latar belakang seperti akademisi, industri, regulator, dan startup berkumpul untuk merumuskan strategi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang aman, efisien, dan berkelanjutan sebagai bagian dari transisi menuju energi bersih.

Zaki Suud, seorang akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), menyoroti pentingnya memanfaatkan seluruh cadangan energi termasuk nuklir untuk mengurangi kerentanan pasokan. Ia juga menekankan bahwa teknologi reaktor generasi terbaru harus dirancang sedemikian rupa sehingga sistem keselamatan pasif dapat tetap berfungsi meskipun terjadi gangguan.

Dari sisi industri, Tagor Sembiring sebagai Nuclear Safety Senior Manager PT ThorCon Power Indonesia, membahas tentang prospek bahan bakar thorium untuk PLTN dan kesiapan regulasi nuklir nasional. Tagor juga menekankan bahwa PLTN harus menjadi bagian dari solusi utama dalam transisi energi di Indonesia, dengan menunjukkan bahwa pasokan PLTN harus konsisten.

Di sisi regulator, Khairul Huda dari Bapeten menegaskan bahwa PLTN telah menjadi program strategis yang diperbincangkan oleh banyak pihak. Bapeten memiliki mandat untuk memastikan aspek keselamatan, keamanan, dan safeguards sesuai dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997. Regulasi yang lengkap telah disiapkan untuk mengawal pembangunan PLTN dalam RUPTL 2025–2034.

Diskusi di konvensi ini juga memperlihatkan kolaborasi lintas sektor dari inovasi dan startup dalam membangun ekosistem inovasi nuklir. Para pembicara dari berbagai latar belakang berbagi pengalaman dan pandangan dari aspek teknis, keamanan eksternal, dan desain siklus bahan bakar. Kesepakatan untuk mempercepat pembangunan PLTN di Indonesia mencakup harmonisasi regulasi, penguatan riset, pengembangan SDM, dan keterlibatan industri dalam rantai pasok teknologi. PLTN dianggap tidak hanya sebagai solusi untuk kebutuhan listrik nasional, tetapi juga dapat digabungkan dengan energi terbarukan untuk memasok wilayah terpencil dengan stabil.

Terakhir, sesi konvensi ini ditutup dengan ajakan untuk memanfaatkan momentum KSTI 2025 sebagai titik awal penyusunan peta jalan pengembangan energi nuklir di Indonesia. Dengan inovasi teknologi, regulasi yang matang, dan kolaborasi lintas sektor diharapkan PLTN dapat menjadi bagian penting dari infrastruktur energi masa depan yang mandiri, aman, dan berkelanjutan.

Source link