Pada malam hari di Jakarta, massa melakukan aksi pembakaran terhadap Halte Transjakarta Polda Metro Jaya. Api membara terlihat menyinari gedung Polda Metro Jaya yang sebelumnya gelap. Upaya anggota Kepolisian untuk menghalau massa menggunakan water cannon dan gas air mata. Meskipun demikian, massa tetap terus bertahan dan melemparkan petasan ke arah Polda Metro Jaya, menyebabkan sebagian massa di dalam gedung mencari tempat aman.
Seiring dengan aksi tersebut, PT MRT Jakarta (Perseroda) menutup Stasiun Istora Mandiri dan Senayan Mastercard, dengan rencana kereta tidak akan berhenti di kedua stasiun tersebut. Aksi unjuk rasa dipicu oleh kekecewaan dan protes atas jatuhnya korban dalam aksi sebelumnya di depan Gedung DPR RI.
Kericuhan di Jalan Pejompongan yang menyebabkan kematian seorang pengemudi ojek daring, Affan Kurniawan (21), juga terjadi akibat bentrokan antara demonstran dan petugas kepolisian. Kadiv Propam Polri mengungkapkan adanya tujuh aparat Brimob yang terlibat dalam kasus tersebut. Insiden tersebut memicu aksi unjuk rasa lainnya di depan Mako Brimob di Kwitang, Jakarta Pusat.
Semua insiden ini menciptakan suasana tegang dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan di sekitar Jakarta. Pihak kepolisian terus berupaya untuk mengendalikan situasi dan menanggapi unjuk rasa yang dilakukan oleh berbagai kelompok masyarakat. Semoga perdamaian dan keadilan dapat segera tercapai di tengah ketegangan yang terjadi di sekitar Jakarta.